Friday, August 7, 2009

Shalat Tarawih Nabi & Salafus Shalih

Shalat Tarawih Nabi & Salafus Shalih
(Diedit dari berbagai sumber)
Shalat tarawih adalah bagian dari shalat nafilah (tathawwu'). Mengerjakannya
disunnahkan secara berjama'ah pada bulan Ramadhan, dan sunnah muakkadah. Disebut tarawih, karena setiap selesai dari empat rakaat, para jama'ah duduk untuk istirahat. Tarawih adalah bentuk jama' dari tarwihah. Menurut bahasa berarti jalsah (duduk). Kemudian duduk setelah selesai sholat dari empat raka'at pada bulan Ramadhan disebut tarwihah; karena dengan duduk itu, orang-orang bisa istirahat dari lamanya melaksanakan qiyam Ramadhan. Bahkan para salaf bertumpu pada tongkat, karena terlalu lamanya berdiri. Dari situ, kemudian setiap empat raka'at, disebut tarwihah, dan kesemuanya disebut tarawih secara majaz.

Aisyah ditanya: "Bagaimana shalat Rasul pada bulan Ramadhan?" Dia menjawab, "Beliau tidak pemah menambah dibulan Ramadhan atau di luarnya lebih dari 11 raka'at. Beliau shalat empat rakaat, maka jangan ditanya tentang bagusnya dan lamanya. Kemudian beliau shalat 3 raka'at." (HR Bukhari).
Kata ثم (kemudian), adalah kata penghubung yang memberikan makna
berurutan, dan adanya jedah waktu. Rasululah shalat empat raka'at dengan dua kali salam, kemudian beristirahat. Hal ini berdasarkan keterangan Aisyah,
Adalah Rasululah melakukan shalat pada waktu setelah selesainya shalat Isya', hingga waktu fajar, sebanyak 11 raka'at, mengucapkan salam pada setiap dua raka'at, dan melakukan witir dengan satu raka'at. (HR Muslim).

Juga berdasarkan keterangan Ibnu Umar, bahwa seseorang bertanya, "Wahai
Rasululah, bagaimana shalat malam itu?" Beliau menjawab, Yaitu dua raka'at-dua raka'at, maka apabila kamu khawatir shubuh, berwitirlah dengan satu raka'at. (HR Bukhari).

Dalam hadits Ibnu Umar yang lain disebutkan:
Shalat malam dan siang dua raka'at-dua raka'at. (HR Ibn Abi Syaibah).

1 Fadhilah Shalat Tarawih
1.1 Hadits Abu Hurairah:
Barang siapa melakukan qiyamulail pada bulan Ramadhan, karena iman dan mencari pahala, maka diampuni untuknya apa yang telah lalu dari dosanya.

Maksud qiyam Ramadhan, secara khusus, menurut Imam Nawawi adalah
shalat tarawih. Hadits ini memberitahukan, bahwa shalat tarawih itu bisa
mendatangkan maghfirah dan bisa menggugurkan semua dosa; tetapi dengan syarat karena bermotifkan iman; membenarkan pahala-pahala yang dijanjikan oleh Allah dan mencari pahala tersebut dari Allah. Bukan karena riya' atau sekedar adat kebiasaan.

Hadits ini dipahami oleh para salafush shalih, termasuk oleh Abu Hurairah
sebagal anjuran yang kuat dari Rasululah untuk melakukan qiyam Ramadhan
(shalat tarawih, tahajud, dan lain-lain).

1.2 Hadits Abdurrahman bin Auf
Sesungguhnya Ramadhan adalah bulan dimana Alah mewajibkan puasanya, dan sesungguhnya aku menyunnahkan qiyamnya untuk orang-orang Islam. Maka barangsiapa berpuasa Ramadhan dan qiyam Ramadhan karena iman dan mencari pahala, maka ia (pasti) keluar dari dosa-dosanya sebagaimana pada hari ia dilahirkan oleh ibunya.

Al Albani berkata, "Yang shahih hanya kalimat yang kedua saja, yang awal dha'if."

1.3 Hadits Abu Dzar:
Barang siapa qiyamul lail bersama imam sampai ia selesai, maka ditulis untuknya (pahala) qiyam satu malam (penuh). Hadits ini sekaligus juga memberikan anjuran, agar melakukan shalat tarawih secara berjamaah dan mengikuti imam hingga selesai.

2 Shalat Tarawih Pada Zaman Nabi
Nabi telah melaksanakan dan memimpin shalat tarawih. Bahkan beliau menjelaskan fadhilahnya, dan menyetujui jama'ah tarawih yang dipimpin oleh
sahabat Ubay bin Ka'ab.

Berikut ini adalah dalil-dalil yang menjelaskan, bahwa shalat tarawih secara berjama'ah disunnahkan oleh Nabi, dan dilakukan secara khusyu' dengan bacaan yang panjang.

2.1 Hadits Nu'man bin Basyir,
Ia berkata: Kami melaksanakan qiyamul lail (tarawih) bersama Rasululah pada malam 23 bulan Ramadhan, sampai sepertiga malam. Kemudian kami shalat lagi bersama beliau pada malam 25 Ramadhan (berakhir) sampai separoh malam. Kemudian beliau memimpin lagi pada malam 27 Ramadhan sampai kami menyangka tidak akan sempat mendapati sahur.

2.2 Hadits Abu Dzar,
ia berkata: Kami puasa, tetapi Nabi tidak memimpin kami untuk melakukan
shalat (tarawih), hingga Ramadhan tinggal tujuh hari lagi, maka Rasululah mengimami kami shalat, sampai lewat sepertiga malam. Kemudian beliau tidak keluar lagi pada malam ke enam. Dan pada malam ke lima, beliau memimpin shalat lagi sampai lewat separoh malam. Lalu kami berkata kepada Rasululah, "Seandainya engkau menambah lagi untuk kami sisa malam kita ini?", maka beliau bersabda, Barang siapa shalat (tarawih) bersama imam sampai selesai. maka ditulis untuknya shalat satu malam (suntuk). Kemudian beliau tidak memimpin shalat lagi, hingga Ramadhan tinggal tiga hari. Maka beliau memimpin kami shalat pada malam ketiga. Beliau mengajak keluarga dan istrinya. Beliau mengimami sampai kami khawatir tidak mendapat falah, saya (perawi) bertanya, apa itu falah? Dia (Abu Dzar) berkata, "Sahur. "

2.3 Tsa'labah bin Abi Malik Al Qurazhi berkata:
Pada suatu malam, di malam Ramadhan, Rasululah keluar rumah, kemudian beliau melihat sekumplpulan orang di sebuah pojok masjid sedang melaksanakan shalat. Beliau lalu bertanya, Apa yang sedang mereka lakukan?" Seseorang menjawab, "Ya Rasululah, sesungguhnya mereka itu adalah orang-orang yang tidak membaca Al Qur'an, sedang Ubay bin Ka'ali ahli membaca Al Qur'an, maka mereka shalat (ma'mum) dengan shalatnya Ubay. " Beliau lalu bersabda, "Mereka telah berbuat baik dan telah berbuat benar." Beliau tidak membencinya.

3 Shalat Tarawih Pada Zaman Khulafa'ur Rasyidin
1. Para sahabat Rasululah, shalat tarawih di masjid Nabawi pada malam-
malam Ramadhan secara awza'an (berpencar-pencar). Orang yang bisa membaca Al Qur'an ada yang mengimami 5 orang, ada yang 6 orang, ada yang lebih sedikit dari itu, dan ada yang lebih banyak.

Az Zuhri berkata,
"Ketika Rasululah wafat, orang-orang shalat tarawih dengan cara
seperti itu. Kemudian pada masa Abu Bakar, caranya tetap seperti itu; begitu pula awal khalifah Umar."

2. Abdurrahman bin Abdul Qari' berkata,
"Saya keluar ke masjid bersama Umar pada bulan Ramadhan.
Ketika itu orang-orang berpencaran; ada yang shalat sendirian, dan ada yang shalat dengan jama'ah yang kecil (kurang dari sepuluh orang). Umar berkata, 'Demi Alah, saya melihat (berpandangan), seandainya mereka saya satukan di belakang satu imam, tentu lebih utama,'

Kemudian beliau bertekad dan mengumpulkan mereka di bawah pimpinan Ubay bin Ka'ab. Kemudian saya keluar lagi bersama beliau pada malam lain. Ketika itu orang-orang sedang shalat di belakang imam mereka. Maka Umar berkata,'Ini adalah sebaik-baik hal baru.' Dan shalat akhir malam nanti lebih utama dari shalat yang mereka kerjakan sekarang." Peristiwa ini terjadi pada tahun 14 H.

3. Umar mengundang para qari' pada bulan Ramadhan, lalu member perintah kepada mereka agar yang paling cepat bacaanya membaca 30 ayat (3 halaman), dan yang sedang agar membaca 25 ayat, adapun yang pelan
membaca 20 ayat (+ 2 halaman).

4. Al A'raj berkata,
"Kami tidak mendapati orang-orang, melainkan mereka sudah melaknat orang kafir (dalam do'a) pada bulan Ramadhan." la berkata, "Sang qari' (imam) membaca ayat Al Baqarah dalam 8 raka'at. Jika ia telah memimpin 12 raka'at, (maka) barulah orang-orang merasa kalau imam meringankan."

5. Abdulah bin Abi Bakr berkata,
"Saya mendengar bapak saya berkata,'Kami sedang pulang dari shalat (tarawih) pada malam Ramadhan. Kami menyuruh pelayan agar cepat cepat menyiapkan makanan, karena takut tidak mendapat sahur'. "

6. Saib bin Yazid (Wafat 91 H) berkata,
"Umar memerintah Ubay bin Ka'ab dan Tamim Ad Dari agar memimpin shalat tarawih pada bulan Ramadhan dengan 11 raka'at. Maka sang qari' membaca dengan ratusan ayat, hingga kita bersandar pada tongkat karena sangat lamanya berdiri. Maka kami tidak pulang dart tarawih, melainkan sudah di ujung fajar."

4 Bilangan Raka'at Shalat Tarawih Dan Shalat Witir
Mengenai masalah ini, diantara para ulama salaf terdapat perselisihan yang
cukup banyak (variasinya) hingga mencapai belasan pendapat, sebagaimana di bawah ini.
1. Sebelas raka'at (8 + 3 Witir), riwayat Malik dan Said bin Manshur.
2. Tigabelas raka'at (2 raka'at ringan + 8 + 3 Witir), riwayat Ibnu Nashr dan
Ibnu Ishaq, atau (8 + 3 + 2), atau (8 + 5) menurut riwayat Muslim.
3. Sembilan belas raka'at (16 + 3).
4. Duapuluh satu raka'at (20 + 1), riwayat Abdurrazzaq
5. Duapuluh tiga raka'at (20 + 3), riwayat Malik, Ibn Nashr dan Al Baihaqi.
Demikian ini adalah madzhab Abu Hanifah, Sya_'i, Ats Tsauri, Ahmad,
Abu Daud dan Ibnul Mubarak.
6. Duapuluh sembilan raka'at (28 + 1).
7. Tigapuluh sembilan raka'at (36 + 3), Madzhab Maliki, atau (38 + 1).
8. Empatpuluh satu raka'at (38 + 3), riwayat Ibn Nashr dart persaksian Shalih
Mawla Al Tau'amah tentang shalatnya penduduk Madinah, atau (36 + 5)
seperti dalam Al Mughni 2/167.
9. Empatpuluh sembilan raka'at (40 + 9); 40 tanpa witir adalah riwayat dari
Al Aswad Ibn Yazid.
10. Tigapuluh empat raka'at tanpa witir (di Basrah, Iraq).
11. Duapuluh empat raka'at tanpa witir (dart Said Ibn Jubair).
12. Enambelas raka'at tanpa witir.

5 Berapa Raka'at Tarawih Rasulullah?
Rasululah telah melakukan dan memimpin shalat tarawih, terdiri dari sebelas
raka'at (8 3). Dalilnya sebagai berikut.

1. Hadits Aisyah: ia ditanya oleh Abu Salamah Abdur Rahman tentang
glyamui lailnya Rasul pada bulan Ramadhan, ia menjawab: Sesungguhnya beliau tidak pernah menambah pada bulan Ramadhan, atau pada bulan lainnya. lebih dari sebelas raka'at. (HR Bukhari, Muslim).
Ibn Hajar berkata,
"Jelas sekali, bahwa hadits ini menunjukkan shalatnya Rasul (adalah) sama semua di sepanjang tahun."

2. Hadits Jabir bin Abdilah ia berkata:
Rasululah shalat dengan kami pada bulan Ramadhan 8 raka'at
dan witir. Ketika malam berikutnya, kami berkumpul di masjid
dengan harapan beliau shalat dengan kami. Maka kami terus berada di masjid hingga pagi, kemudian kami masuk bertanya, "Ya Rasululah, tadi malam kami berkumpul di masjid, berharap anda shalat bersama kami," maka beliau bersabda, "Sesungguhnya aku khawatir diwajibkan atas kalian.
"
3. Pengakuan Nabi tentang 8 raka'at dan 3 witir.
Ubay bin Ka'ab datang kepada Rasululah, lalu berkata,"Ya Rasulullah, ada sesuatu yang saya kerjakan tadi malam (Ramadhan). Beliau bertanya,"Apa itu, wahai Ubay?" la menjawab,"Para wanita di rumahku berkata,'Sesungguhnya kami ini tidak membaca Al Qur'an. Bagaimana kalau kami shalat dengan shalatmu?' Ia berkata,"Maka saya shalat dengan mereka
8 raka'at dan witir. Maka hal itu menjadi sunnah yang diridhai. Beliau tidak
mengatakan apa-apa." 13

Adapun hadits-hadits yang menjelaskan bahwa Rasululah shalat tarawih
dengan 20 raka'at, maka haditsnya tidak ada yang shahih. 14

6 Berapa Rakaat Tarawih Sahabat dan Tabi'in
Pada Masa Umar
Ada beberapa riwayat shahih tentang bilangan raka'at shalat tarawih para
sahabat pada zaman Umar 43 . Yaitu: 11 raka'at, 13 raka'at, 21 raka'at, dan
23 raka'at. Kemudian 39 raka'at juga shahih, pada masa Khulafaur Rasyidin
setelah Umar; tetapi hal ini khusus di Madinah. Berikut keterangan pada masa Umar
1. Sebelas raka'at.

Umar memerintahkan kepada Ubay dan Tamim Al Dari untuk shalat 11
raka'at. Mereka membaca ratusan ayat, sampai makmum bersandar pada
tongkat karena kelamaan dan selesai hampir Subuh. Demikian ini riwayat
Imam Malik dari Muhammad bin Yusuf dari Saib Ibn Yazid
Imam Suyuthi dan Imam Subkhi menilai, bahwa hadits ini sangat shahih. Syaikh Al Albani juga menilai, bahwa hadits ini shahih sekali .

2. Tigabelas raka'at
Semua perawi dari Muhammd Ibn Yusuf mengatakan 11 raka'at, kecuali
Muhammad Ibn Ishaq. Ia berkata 13 raka'at (HR Ibn Nashr), akan tetapi
hadts ini sesuai dengan hadits 'Aisyah yang mengatakan 11 raka'at.
Hal ini bisa dipahami, bahwa termasuk dalam bilangan itu ialah 2 raka'at
shalat Fajar, atau 2 raka'at pemula yang ringan, atau 8 raka'at ditambah 5 raka'at Witir.
3. Duapuluh raka'at (ditambah 1 atau 3 raka'at Witir).
Abdur Razzaq meriwayatkan dart Muhammad Ibn Yusuf dengan lafadz "21
raka'at" (sanad shahih).
Al Baihaqi dalam As Sunan dan Al Firyabi dalam Ash Shiyam
meriwayatkan dari jalur Yazid Ibn Khushaifah dari Saib Ibn Yazid, bahwa
mereka pada zaman Umar di bulan Ramadhan shalat tarawih 20 raka'at.
Mereka membaca ratusan ayat, dan bertumpu 'pada tongkat pada zaman
Utsman, karena terlalu lama berdiri.
Riwayat ini dishahihkan oleh Imam Al Nawawi, Al Zaila'i, Al Aini, Ibn Al
Iraqi, Al Subkhi, As Suyuthi, Syaikh Abdul Aziz bin Bazz, dan lain-lain.
Sementara itu Syaikh Al Albani menganggap, bahwa dua riwayat
ini bertentangan dengan riwayat sebelumnya, tidak bisa dijama'
(digabungkan). Maka beliau memakai metode tarjih (memilih riwayat yang
shahih dan meninggalkan yang lain).
Beliau menyatakan, bahwa Muhammad Ibn Yusuf perawi yang tsiqah tsabt
(sangat terpercaya), telah meriwayatkan dari Saib Ibn Yazid 11 raka'at.
Sedangkan Ibn Khushaifah yang hanya pada peringkat tsiqah (terpercaya)
meriwayatkan 21 raka'at. Sehingga hadits Ibn Khushaifah ini menurut
beliau adalah syadz (asing, menyalahi hadits yang lebih shahih).
Perlu diketahui, selain Ibn Khushaifah tadi, ada perawi lain, yaitu Al Harits
Ibn Abdurrahman Ibn Abi Dzubab yang meriwayatkan dari Saib Ibn Yazid,
bahwa shalat tarawih pada masa Umar 23 raka'at. (HR Abdurrazzaq). Selanjutnya 23 raka'at diriwayatkan juga dari Yazid Ibn Ruman secara
mursal, karena ia tidak menjumpai zaman Umar. Yazid Ibn Ruman adalah mawla (mantan budak) sahabat Zubair Ibn Al Awam (36 H), ia salah seorang qurra' Madinah yang tsiqat tsabt (meninggal pada tahun 120 atau 130 H). Ia memberi pernyataan, bahwa masyarakat (Madinah) pada zaman Umar telah melakukan qiyam Ramadhan dengan bilangan 23 raka'at,

7 Bagaimana Jalan Keluarnya?
Jumhur ulama mendekati riwayat-riwayat di atas dengan metode al jam'u, bukan metode at tarjih, sebagaimana yang dipilih oleh Syaikh Al Albani. Dasar pertimbangan jumhur adalah:
1. Riwayat 20 (21, 23) raka'at adalah shahih.
2. Riwayat 8 (11, 13) raka'at adalah shahih.
3. Fakta sejarah menurut penuturan beberapa tabi'in dan ulama salaf.
4. Menggabungkan riwayat-riwayat tersebut adalah mungkin, maka tidak
perlu pakai tarjih, yang konsekuensinya adalah menggugurkan salah satu
riwayat yang shahih.

8 Beberapa Kesaksian Pelaku Sejarah
1. Imam Atho' Ibn Abi Rabah mawla Quraisy, 18 lahir pada masa Khilafah
Utsman (antara tahun 24 H sampai 35 H), yang mengambil ilmu dari Ibn
Abbas, (wafat 67 / 68 H), Aisyah dan yang menjadi mufti Mekkah setelah
Ibn Abbas hingga tahun wafatnya 114 H, memberikan kesaksian: "Saya telah mendapati orang-orang (masyarakat Mekkah) pada malam Ramadhan shalat 20 raka'at dan 3 raka'at witir."
2. Imam Na_' Al Qurasyi, telah memberikan kesaksian sebagai berikut:
"Saya mendapati orang-orang (masyarakat Madinah); mereka shalat pada bulan Ramadhan 36 raka'at dan witir 3 raka'at."
3. Daud Ibn Qais bersaksi,
"Saya mendapati orang-orang di Madinah pada amasa pemerintahan Aban Ibn Utsman Ibn A_an Al Umawi (Amir Madinah, wafat 105 H) dan Khalifah Umar Ibn Abdul Azi (Al Imam Al Mujtahid, wafat 101 H) melakukan qiyamulail
(Ramadhan) sebanyak 36 raka'at ditambah 3 witir."
4. Imam Malik Ibn Anas (wafat 179 H) yang menjadi murid Nafi' berkomentar,
"Apa yang diceritakan oleh Nafi', itulah yang tetap dilakukan oleh penduduk Madinah. Yaitu apa yang dulu ada pada zaman Utsman Ibn Afan.
5. Imam Syafi'i, mengatakan,
"Saya menjumpai orang-orang di Mekkah. Mereka shalat (tarawih, red.) 23 raka'at. Dan saya melihat penduduk Madinah, mereka shalat 39 raka'at, dan tidak ada masalah sedikitpun tentang hal itu."

9 Beberapa Pemahaman Ulama Dalam
Menggabungkan Riwayat-Riwayat Shahih Di Atas
1. Imam Syafi'i, setelah meriwayatkan shalat di Mekkah 23 raka'at dan di
Madinah 39 raka'at berkomentar, "Seandainya mereka memanjangkan bacaan dan menyedikitkan bilangan sujudnya, maka itu bagus. Dan seandainya mereka memperbanyak sujud dan meringankan bacaan, maka itu juga bagus; tetapi yang pertama lebih aku sukai."
2. Ibn Hibban (wafat 354 H) berkata,
"Sesungguhnya tarawih itu pada mulanya adalah 11 raka'at dengan bacaan yang sangat pan fang hingga memberatkan mereka. Kemudian mereka meringankan bacaan dan menambah bilangan raka'at, menjadi 23 raka'at dengan bacaan sedang. Setelah itu mereka meringankan bacaan dan menjadikan tarawih dalam 36 raka'at tanpa witir."
3. Al Kamal Ibnul Humam mengatakan,
"Dalil-dalil yang ada menunjukkan, bahwa dari 20 raka'at itu, yang sunnah adalah seperti yang pernah dilakukan oleh Nabi, sedangkan sisanya adalah mustahab." 28
4. Al Subkhi berkata,
"Tarawih adalah termasuk nawafil. Terserah kepada masing-masing, ingin shalat sedikit atau banyak. Boleh jadi mereka terkadang memilih bacaan panjang dengan bilangan sedikit, yaitu 11 raka'at. Dan terkadang mereka memilih bilangan raka'at banyak, yaitu 20 raka'at daripada bacaan panjang, lalu amalan ini yang terus berjalan."
5. Ibn Taimiyah berkata,
"Ia boleh shalat tarawih 20 raka'at sebagaimana yang mashur dalam madzhab Ahmad dan Sya_'i. Boleh shalat 36 raka'at sebagaimana yang ada dalam madzhab Malik. Boleh shalat 11 raka'at, 13 raka'at. Semuanya baik. Jadi banyaknya raka'at atau sedikitnya tergantung lamanya bacaan dan pendeknya." Beliau juga berkata, "Yang paling utama itu berbeda-beda sesuai dengan perbedaan orang yang shalat. Jika mereka kuat 10 raka'at ditambah witir 3 raka'at sebagaimana yang diperbuat oleh Rasul di Ramadhan dan di luar Ramadhan- maka ini yang lebih utama. Kalau mereka kuat 20 raka'at, maka itu afdhal dan inilah yang dikerjakan oleh kebanyakan kaum muslimin, karena ia adalah pertengahan antara 10 dan 40. Dan jika ia shalat dengan 40 raka'at, maka boleh, atau yang lainnya juga boleh. Tidak dimaksudkan sedikitpun dari hal itu, maka barangsiapa menyangka, bahwa qiyam Ramadhan itu terdiri dari bilangan tertentu, tidak boleh lebih dan tidak boleh kurang, maka ia telah salah."
6. Al Tharthusi (451-520 H) berkata,
Para sahabat kami (Malikiyah) menjawab dengan jawaban yang benar,
yang bisa menyatukan semua riwayat. Mereka berkata, "Mungkin Umar pertama kali memerintahkan kepada mereka 11 raka'at dengan bacaan yang amat panjang. Pada raka'at pertama, imam membaca sekitar dua ratus ayat, karena berdiri lama adalah yang terbaik dalam shalat. Tatkala masyarakat tidak lagi kuat menanggung hal itu, maka Umar memerintahkan 23 raka'at demi meringankan lamanya bacaan. Dia menutupi kurangnya keutamaan dengan tambahan raka'at. Maka mereka membaca surat Al Baqarah dalam 8 raka'at atau 12 raka'at sesuai dengan hadits al A'raj tadi."
Telah dikatakan, bahwa pada waktu itu imam membaca antara 20 ayat
hingga 30 ayat. Hal ini berlangsung terus hingga yaumul Harrah, 31 maka
terasa berat bagi mereka lamanya bacaan. Akhirnya mereka mengurangi
bacaan dan menambah bilangannya menjadi 36 raka'at ditambah 3 witir.
Dan inilah yang berlaku kemudian.
Bahkan diriwayatkan, bahwa yang pertama kali memerintahkan mereka
shalat 36 raka'at ditambah dengan 3 witir ialah Khalifah Muawiyah Ibn Abi
Sufyan (wafat 60 H). Kemudian hal tersebut dilakukan terus oleh khalifah
sesudahnya. Lebih dari itu, Imam Malik menyatakan, shalat 39 raka'at itu telah ada semenjak zaman Khalifah Utsman. Kemudian Khalifah Umar Ibn Abdul Aziz (wafat 101 H) memerintahkan agar imam membaca 10 ayat pada tiap raka'at. Inilah yang dilakukan oleh para imam, dan disepakati oleh jama'ah kaum muslimin, maka ini yang paling utama dari segi takhfif (meringankan).
7. Ada juga yang mengatakan, bahwa Umar memerintahkan kepada dua
sahabat, yaitu "Ubay bin Ka'ab 45 dan Tamim Ad Dad, agar shalat
memimpin tarawih sebanyak 11 raka'at, tetapi kedua sahabat tersebut
akhirnya memilih untuk shalat 21 atau 23 raka'at.
8. Al Ha_dz Ibn Hajar berkata,
"Hal tersebut dipahami sebagai variasi sesuai dengan situasi, kondisi dan kebutuhan manusia. Kadang-kadang 11 raka'at, atau 21, atau 23 raka'at, tergantung kesiapan dan kesanggupan mereka. Kalau 11 raka'at, mereka memanjangkan bacaan hingga bertumpu pada tongkat. Jika 23 raka'at, mereka meringankan bacaan supaya tidak memberatkan jama'ah.
9. Imam Abdul Aziz Ibn Bazz mengatakan:
"Diantara perkara yang terkadang samar bagi sebagian orang adalah shalat tarawih Sebagian mereka mengira, bahwa tarawih tidak boleh kurang dari 20 raka'at. Sebagian lain mengira, bahwa tarawih tidak boleh lebih dari 11 raka'at atau 13 raka'at. Ini semua adalah persangkaan yang tidak pada tempatnya, bahkan salah; bertentangan dengan dalil. Hadits-hadits shahih dari Rasululah telah menunjukkan, bahwa shalat malam itu adalah muwassa' (leluasa, lentur, fleksibel). Tidak ada batasan tertentu yang kaku. yang tidak boleh dilanggar.
Bahkan telah shahih dari Nabi, bahwa beliau shalat malam 11 raka'at, terkadang 13 raka'at, terkadang lebih sedikit dari itu di Ramadhan maupun di luar Ramadhan. Ketika ditanya tentang sifat shalat malam, beliau menjelaskan: dua rakaat-dua raka'at, apabila salah seorang kamu khawatir subuh, maka shalatlah satu raka'at witir, menutup shalat yang ia kerjakan. " (HR Bukhari Muslim).
Beliau tidak membatasi dengan raka'at-raka'at tertentu, tidak di Ramadhan maupun di luar Ramadhan. Karena itu, para sahabat pada masa Umar di sebagian waktu shalat 23 raka'at dan pada waktu yang lain 11 raka'at. Semua itu shahih dari Umar dan para sahabat pada zamannya. Dan sebagian salaf shalat tarawih 36 raka'at ditambah witir 3 raka'at. Sebagian lagi shalat 41 raka'at. Semua itu dikisahkan dari mereka oleh Syaikhul Islam Ibn Taimiyah dan ulama lainnya. Sebagaimana beliau juga menyebutkan, bahwa masalah
ini adalah luas (tidak sempit). Beliau juga menyebutkan, bahwa yang afdhal bagi orang yang memanjangkan bacaan, ruku'. sujud, ialah menyedikitkan
bilangan raka'at(nya). Dan bagi yang meringankan bacaan, ruku' dan sujud (yang afdhal) ialah menambah raka'at(nya). Ini adalah makna ucapan beliau.
Barang siapa merenungkan sunnah Nabi, ia pasti mengetahui, bahwa yang paling afdhal dari semi In itu ialah 11 raka'at atau 13 raka'at. di Ramadhan atau di luar Ramadhan. Karena hal itu yang sesuai dengan perbuatan Nabi dalam kebiasaannya. Juga karena lebih ringan bagi jama'ah. Lebih dekat kepada khusyu' dan tuma'ninah. Namun, barangsiapa menambah (raka'at), maka tidak mengapa dan tidak makruh, seperti yang telah talu."

10 Kesimpulan
Maka berdasarkan paparan di atas, saya bisa mengambil kesimpulan, antara lain:
1. Shalat tarawih merupakan bagian dari qiyam Ramadhan, yang dilakukan
setelah shalat Isya' hingga sebelum fajar, dengan dua raka'at salam dua
raka'at salam.
Shalat tarawih memiliki keutamaan yang sangat besar. Oleh karena itu,
Nabi menganjurkannya -dan para sahabat pun menjadikannya sebagai
syiar Ramadhan.
2. Shalat tarawih yang lebih utama sesuai dengan Sunnah Nabi, yaitu
bilangannya 11 raka'at. Inilah yang lebih baik. Seperti ucapan Imam Malik,
"Yang saya pilih untuk diri saya dalam qiyam Ramadhan, ialah shalat yang diperintahkan oleh Umar, yaitu 11 raka'at, yaitu (cara) shalat Nabi. Adapun 11 adalah dekat dengan 13."
3. Perbedaan tersebut bersifat variasi, lebih dari 11 raka'at adalah boleh, dan
23 raka'at lebih banyak dikuti oleh jumhur ulama, karena ada asalnya dari
para sahabat pada zaman Khulafaur Rasyidin, dan lebih ringan berdirinya
dibanding dengan 11 raka'at.
4. Yang lebih penting lagi adalah prakteknya harus khusyu', tuma'ninah.
Kalau bisa lamanya sama dengan tarawihnya ulama salaf, sebagai
pengamalan hadits "Sebaik-baik shalat adalah yang panjang bacaanya".
Semoga tulisan ini bermanfaat. Jika benar, maka itu dari Alah. Dan jika salah,
maka itu murni dari al faqir. Ya Alah bimbinglah kami kepada kecintaan dan
ridhaMu. Dan antarkanlah kami kepada Ramadhan dengan penuh aman dan
iman, keselamatan dan Islam.

Maraji'
1. Shahih Bukhari.
2. Shahih Muslim, Maktabah Dahlan, Bandung.
3. Sunan Abu Daud, Baitul Afkar Ad Dauliyah, Amman, Yordan.
4. Sunan Tirmidzi, Baitul Afkar Ad Dauliyah, Amman, Yordan.
5. Sunan Ibn Majah, Baitul Afkar Ad Dauliyah, Amman, Yordan.
6. Sunan Nasa'i, Baitul Afkar Ad Dauliyah, Amman, Yordan.
7. Al Majmu', An Nawawi, Darul Fikr.
8. Fath Al Aziz, Ar Ra_'i, Darul Fikr (dicetak bersama Al Majmu').
9. At Tamhid, lbn Abdil Barr, tahgiq Muhammad Abdul Qadir Atha,
Maktabah Abbas Ahmad Al Bazz, Mekkah.
10. Fathul Bari, Ibn Hajar, targim Muhammad Fuad Abdul Baqi.
11. Asy Syarhul Kabir, Ibn Qudamah, tahgiq Dr. Abdulah At Turkiy, Hajar,
Jizah.
12. Al Hawadits Wal Bida', Abu Bakar Ath Tharthusi, tahgiq Abdul Majid
Turki, Darul Gharb Al Islami.
13. Tanbihul Gha_lin, As Samarqandi, tahgiq Abdul Aziz Al Wakil, Darusy
Syuruq, Jeddah
14. Al Hawi Li AI Fatawa, As Suyuthi, Darul Fikr, Beirut.
15. Shalat At Tarawih, Al Alban!, Al Maktab Al Islami, Beirut.
16. Fatwa Lajnah Daimah, tartib Ahmad Ad Duwaisi, tartib Adil Al Furaidan.
17. AI Muntaqa Min Fatawa Al Fawzan.
18. Al Ijabat Al Bahiyyah, Al Jibrin, i'dad dan tahrij oleh Saad As Sa'dan,
Darul Ashimah, Riyadh.
19. Majalis Ramndhan, Ibn Utsaimin.
20. Faidh Al Rahim, Ath Thayyar, Maktabah At Taubah, Riyadh.
21. Ash Shalah, Ath Thayyar, Darul Wathan, Riyadh.
22. Durus Ramadhan, Salman Al Audah, Darul Wathan, Riyadh.
23. Majmu' Fatawa, Ibn Taimiyah.
24. Fiqhus Sunnah, Sayyid Sabiq, Darul Fikr, Beirut.
25. Al Fatawa Al Haditsiyah, Ibn Hajar Al-Haitsami.


Wednesday, July 29, 2009

Mengajari Anak Dua Bahasa

Mengajari Anak Dua Bahasa
(Sebuah Pengalaman)
Suatu hari saya sedang mencukur kumis di depan cermin, kata Ahmad, "Bapak mau pura-pura muda ya"? (Dia ingin mengungkapkan bahwa dengan potong kumis bapak akan kelihatan lebih muda).
Kemampuan berbahasa yang baik sangat penting bagi anak. Hal itu juga seringkali mendasari orangtua agar sang buah hati menguasai dua bahasa atau bilingual, bahkan sejak usia dini. Tidak salah memang, karena dengan menguasai dua bahasa seorang anak akan mendapatkan banyak manfaat dan tentunya kebanggaan tersendiri bagi orang tua.



Dengan kecerdasan berbahasa, anak dapat mengembangkan kecerdasan lainnya. Kecerdasan berbahasa dapat membantu anak memahami informasi atau instruksi yang disampaikan. Ini memudahkan anak mengembangkan kecerdasannya.
Kecerdasan berbahasa maksudnya adalah kecerdasan yang menekankan pada kemampuan menggunakan kata-kata dan bahasa dalam kegiatan berbicara termasuk membaca dan menulis.

Kemampuan berbahasa, selain dapat membantu anak lebih memahami informasi tentunya juga dapat membantu anak berkomunikasi dengan lingkungan secara lisan maupun tulisan.

Apalagi, jika seorang anak terlahir dari orang tua yang berbeda bangsa. Saya punya teman perempuan Indonesia suaminya orang India, anaknya sebaya dengan anak saya, tapi kalau dilihat dari kemampuannya berbahasa anak saya lebih baik dan lebih banyak kosa kata yang dikuasai. Kenapa? Dalam kesehariannya ketika anak bermain dengan bapaknya maka bapaknya mengajari bahasa India, ketika dengan ibunya si anak akan mendengarkan ibunya ngomong bahasa Indonesia atau jawa, ketika bapak dan ibunya ngobrol mereka memakai bahasa inggris, siapa yang nggak bingung? Orang dewasa pun akan bingung juga.
Dalam hal ini penguasaan bahasa kedua orang tua tentunya diperlukan karena kemungkinan untuk tinggal di negara lain dengan bahasa yang berbeda lebih besar dibanding anak dari orang tua yang berasal dari negara yang sama.
Suatu hari bapak saya bertanya tentang cucu-cucunya apakah mereka sudah pintar ngomong? Sudah bisa ngomong apa? Bahasa Jawa, Indonesia, Arab atau Inggris? Nasehatnya: "Diajarin bahasa inggris dan bahasa arab sejak kecil ya"! Biar keren katanya. Kemudian saya jawab: "memang Mbah tahu kalau cucu-cucunya ngomong pakai bahasa arab atau inggris? ntar malah bingung? Ya kan?.
Mungkin ini pertanyaan yang penting, bahasa apakah yang pertama-tama kita harus ajarkan kepada anak kita? Sudah tentu bahasa ibu, bahasa asli kita, bahasa dari mana kita berasal. Pengalaman saya, Fatma anak saya sudah dapat menguasai bahasa Indonesia70% pada umur 4 tahun, dia sudah bisa mengekspresikan keinginannya dengan bahasa Indonesia yang sederhana dan dia sudah mengerti dan sangat komunikatif dalam bahasa Indonesia. Selang berjalannya waktu semakin hari semakin sempurna dan kosa katanya pun terus bertambah.
Setelah umur 4 tahun kami memulai mengajarkan bahasa Inggris dan sedikit bahasa Arab, tapi dia lebih bakat dalam bahasa Inggris, maka saya lebih banyak mengajarkan bahasa Inggris.
Usia Terbaik
Perkembangan otak anak sesuai dengan pola tertentu. Untuk usia tiga sampai enam tahun otak yang berfungsi lebih baik adalah bagian depan. Pada usia ini, meski anak belum lancar berkomunikasi secara lisan namun anak mulai belajar menggabungkan beberapa kata menjadi kalimat sederhana.

Untuk memulai mengajarkan anak belajar bahasa, terutama untuk bahasa kedua, masa yang paling efektif adalah usia 6-13 tahun. Karena pada masa ini otak bagian belakang yang berkaitan dengan perkembangan bahasa sedang berkembang dengan baik. Dan kami mengajarkannya sedikit lebih awal, mungkin itu sebabnya sehingga hasilnya kurang optimal.
Faktor lingkungan sangat menentukan perkembangan kemampuan berbahasa anak terutama di sekolah, walaupun agak kerepotan dimasa awalnya tapi akhirnya anak saya bisa beradaptasi dan berkomunikasi dengan bahasa arab dengan temannya karena terpaksa (di kelasnya berjumlah 20 anak, semuanya anak-anak arab kecuali 1 anak saya orang Indonesia: bagi dia ini adalah lingkungan yang sangat ekstrim (kurang baik) karena memaksa dia untuk terpaksa beradaptasi). Setiap kita harus memahami kemampuan anak sesuai dengan usianya. Selain itu anak akan lebih mudah menggunakan dua bahasa apabila anak telah menguasai bahasa ibu.

Kita sebagai orang tua harus menguasai bahasa kedua yang akan digunakan, sehingga bisa membantu melancarkan perkembangan bahasa anak. Kita juga harus memberi perhatian pada lingkungan, jangan sampai terdapat beberapa bahasa yang berbeda karena dapat membuat anak mengalami gagap bahasa atau kebingungan berbahasa, anak-anak kami tidak bisa berbahasa jawa, kalau kami ngomong jawa mereka bilang bahwa kami ngomong ngawur, tetangga depan rumah orang Mesir ngomong arab, sebelahnya orang India ngomong bahasa Urdu, ada juga Somalia dan Philipina semuanya ngomong dengan bahasa mereka sendiri. Parah kan?
Contoh: suatu hari Fatma dan Ahmad main sepeda, kemudian dia memanggil adiknya, "ta'al Ahmad, hurry lah !! maksudnya adalah Ahmad kemari..cepetan donk !! trus Ahmad menjawab: "wait, the wheel is gembos (tunggu.., ban sepedanya gembos).
Hari yang lain, Ahmad rebutan sepeda dengan Abdullah (adiknya), dia sambil marah-marah melapor pada saya, "He always win alone" (maksudnya: dia selalu ingin menang sendiri)..lucu ya…
Suatu hari Ahmad bertanya ketika mau beli bensin, "Babe..bahasa inggrisnya beli bensin itu " full special ya"?....lucu ya? Sungguh-sungguh terjadi.

Bilingual atau menguasai dua bahasa memang diperlukan. Apalagi tuntutan globalisasi yang memungkinkan anak berinteraksi dengan dunia yang lebih luas. Ukurlah kebutuhan dan kemampuan anak agar hasilnya dapat maksimal. Jangan lupa juga, kita sebagai orang tua pun harus siap untuk belajar dan mengembangkan kemampuan bahasa, karena tidak cukup jika hanya mengandalkan sekolah atau tempat kursus saja.
Dedicated to Orang Tua yang peduli anak.

Monday, July 20, 2009

Si Doel Bermain

Anak Sehat, Si Doel Bermain-main

Lagu kesukaan Abdullah.



Mengajarkan Keseimbangan pada Anak

Mengajarkan Keseimbangan pada Anak
Kemajuan teknologi seringkali membawa pengaruh pada kehidupan sosial manusia di seluruh dunia, tak terkecuali anak-anak. Kini tak jarang, tampak anak-anak yang hanya asyik menonton televisi, main komputer atau bermain video games seharian didalam rumah. Anak saya termasuk dalam kategori ini, lebih banyak main computer dan nonton televise di rumah, tapi bukan tanpa alasan mengapa selalu demikian, saat musim panas yang panasnya mencapai 48 derajat celcius tidak memungkinkan anak untuk main di luar rumah, sebagai gambaran saja, jika anda membuka pintu saat jam menunjukan pukul Sembilan pagi, suhu di luar sudah mencapai diatas 40 derajat, so..siapa yang betah / tahan di luar?


Dan saya menyadari bahwa kegiatan yang tidak bervariasi semacam itu bisa memicu ketidakseimbangan hubungan sosial anak dengan lingkungan sekitarnya, bahkan bisa memicu kelebihan berat badan akibat kurangnya aktivitas fisik.
Keseimbangan merupakan hal penting yang harus diajarkan pada anak-anak semenjak dini. Kita sebagai orangtua perlu menggunakan beragam kombinasi dari larangan dan aturan terutama hal yang berkaitan dengan hal-hal seperti televisi dan komputer. (atau orang tuanya juga asyik main Facebook sendiri???!!).

Hal itu perlu dilakukan mengingat, perlunya menyediakan anak-anak sarana agar mereka memperoleh ide, motivasi dan contoh bagaimana melakukan aktivitas yang lebih sehat. Anak-anak akan belajar dari contoh dan jika mereka tertarik, bukan tak mungkim mereka juga akan melakukan hal yang sama. Terutama jika orangtua mendukung mereka untuk melakukannya, dengan menemani dan membimbingnya. Biasanya kita sudah puas dan merasa santai jika anak-anak kita tidak menangis, baru kalau ada yang menangis kita segera memberikan perhatiannya. (kasihan dech anak kita)

Pada saat anak sudah tertarik terhadap hal-hal tertentu atau berada dalam pola tertentu memang sulit untuk diubah. Biasanya yang terjadi pada orangtua yang tidak pernah menerapkan aturan dan batas yaitu ketika anak-anak sudah merasa nyaman dengan kegiatan seperti menonton televisi atau main video games sesukanya. Saat itu lah orangtua biasanya baru tersadar, anaknya memiliki masalah.

Pada tingkat itu, memang agak sulit mengatasinya karena anak-anak sudah memiliki pola yang dilakukannya setiap hari. Saya sering bertengkar dengan anak saat mencoba memisahkan anak saya dari kegiatan tersebut.
Hal pertama yang perlu dilakukan orangtua dalam kondisi tersebut yaitu membuat anak tertarik dengan kegiatan diluar ruangan. Yakinkan kegiatan itu bisa sama menyenangkan dengan kegiatan yang biasa dilakukannya. Anak-anak usia tujuh tahun ke atas membutuhkan disiplin untuk hal-hal semacam itu.

Saya percaya sangat penting untuk menetapkan batasan pada anak dan berpegang pada batasan itu. Contohnya, kita bisa memberi batas dua jam per hari pada anak untuk bermain video game. Jangan pernah memberi kelonggaran jika anak tidak disiplin, dikhawatirkan dapat menimbulkan perilaku yang tidak lagi dapat diperbaiki nantinya.
Disiplin Diri
Saat ini trend yang terjadi adalah orangtua terlalu memanjakan anak dengan menyediakan hiburan virtual tanpa disiplin. Banyak orangtua yang tidak menyadari, hal itu dapat memicu permasalahan serius, termasuk saya menyediakan anak saya 3 komputer lengkap dengan sambungan internetnya.

Tanpa prilaku disiplin maka akan sulit bagi anak untuk belajar mengenai disiplin diri nantinya. Padahal cara hidup yang diajarkan islam adalah menerapkan disipin diri.

Bagaimana kita bisa mengharapkan anak-anak untuk mengatur diri dan perilaku mereka jika kita tidak mengajarkan batasan sejak dini? Anak-anak perlu mempelajari batasan yang pantas dan mengapa hal itu sangat penting bagi mereka. Kita juga perlu mengajarkan, keseimbangan merupakan hal penting dalam kehidupan.
Kita sebagai orangtua jangan sampai menganggap remeh kemampuan anak untuk memahami permasalahan semacam itu. Anak-anak bisa mengerti cukup baik ketika kita menjelaskan hal itu sesuai dengan usianya.

Tantangan bagi kita adalah berusaha mengajarkan anak-anak mengenai apa yang mereka bisa atau tidak bisa lakukan dengan batasan-batasannya. Misalnya, sedikit bermain video games dan lebih banyak bermain di luar ruangan.

Jika kita menghormati anak-anak sebagai manusia seutuhnya dan bertanggungjawab untuk mengajarkan disiplin pada mereka sewajarnya dan mendidik mereka dalam proses tersebut, Insya Allah mereka akan tumbuh sebagai individu yang berperilaku baik dan seimbang dalam hidup.

Bagi kita yang ingin mengarahkan anak-anaknya terhadap aktivitas tertentu yang menarik, maka sisihkan waktu dengan seluruh anggota keluarga untuk melakukannya. Memberikan contoh yang baik merupakan bagian paling efektif dari mendidik.
Wassalam
Dipersembahkan tuk Orang Tua yang sayang Anak.

Sunday, July 19, 2009

Kepada Mr. Presiden dan Anggota DPR

Kepada Mr. Presiden dan Anggota DPR

Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden telah berlalu..
Ada yang senang dan ada yang kecewa...
Memang itulah hidup...
Semuanya adalah COBAAN...

Buat Anggota Dewan terpilih dan Presiden terpilih,
Terpilihnya Anda bukanlah suatu kemuliaan...
Ini adalah babak baru UJIAN buat Anda...
Apakah Anda akan memanfaatkan MOMENTUM ini untuk BERIBADAH,
Atau sekedar mendapatkan kenikmatan DUNIAWI saja.

Buat Caleg dan Capres yang tidak terpilih,
Ini adalah kasih sayang Allah untuk melepas BEBAN yang BERAT dari pundak Anda...

Jika Anda berpikir dan berbuat untuk Rakyat karena Allah,
Maka akan menjadi Ibadah...
Bahkan mempunyai pahala yang berlipat-lipat besarnya,
Karena kebaikan Anda akan dirasakan manfaatnya oleh ratusan juta orang.
Tapi sebaliknya jika Anda berpikir dan berbuat untuk kenikmatan dunia,
Maka Anda sudah tertipu kenikmatan dunia.
Itu semua akan dimintai pertanggungjawabannya di akhirat nanti.

Contohlah Rasulullah Muhammad SAW dan Khulafaurrasyidin.
Karena mereka pemimpin,
Mereka mendahulukan rakyatnya....
Mereka akan merasakan apa yang dirasakan oleh rakyatnya
Kalau rakyatnya kelaparan, merekapun kelaparan,
Kalau rakyatnya mengganjal sebuah batu di perutnya, mereka mengganjal dua buah batu di perutnya .
Kalau rakyatnya ada yang tidur di atas tikar, merekapaun tidur di atas tikar dari pelepah kurma.
Kalau rakyatnya terluka dalam peperangan, merekapun terluka.
Dan...kalau rakyatnya bahagia, merekapun bahaggia.
Dan tiada kebahagian, kecuali semua rakyatnya merasakan keadilan dan kesejahteraan.

Sungguh celaka....
Bila Anda duduk di Kursi Dewan dan Kursi Presiden,
Hidup anda serba kecukupan, bahkan serba kemewahan,
Tetapi ada jutaan rakyat yang kelaparan....
Ada jutaan rakyat yang kesusahan....

Seandainya Allah menjadikan saya jadi pemimpin di negeri ini,
Mungkin saya TIDAK AKAN BISA MAKAN ENAK dan TIDUR NYENYAK...
Karena kenyataan masyarakat kita masih banyak yang kelaparan dan untuk tidurpun susah....
Kita bukan menjadi pemimpinpun, seandainya kita makan kenyang,
Tetapi ada tetangga kita yang kelaparan...sungguh celakanya kita...
Apalagi jadi wakil dan jadi pemimpin ratusan juta orang???


KULLUKUM RO'IN WA KULLUKUM MAS'UULUN 'AN RO'IYATIHI
"Tiap-tiap kalian adalah PEMIMPIN, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawabannya." (Hadits)

Katakanlah: "Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu." (QS 3:26)

Tapi semua kebaikan di tangan Allah, semoga Allah SWT selalu memberikan petunjuk dan kekuatan untuk kita semua....Amin.

Wallahu a'lam bishowab.
Wassalamu'alaikum

Saturday, July 4, 2009

MASTER PLANN FOR 2000 – 2001

MASTER PLANN FOR 2000 – 2001
January 16, 2000 (From My Diary)

May – June 2000

a. Marketing Survey Tahap I
b. Business Trend 2001
c. Buy land and Housing
d. Business Channel

March 2001
Ziarah Haji ke Mekah Almukaromah
April, May and June 2001
a. Married preparation
b. Finishing Housing Program
c. Business Follow Up
d. Back to PNS

July 2001
a. Implementation of all planning
b. S1 UGM PSIK Fak. Kedokteran

August 2001
a. Resignation
b. GOODBYE ..UNITED ARAB EMIRATES.

KENYATAANNYA...
Eh… sekarang masih di sini..ha ha ha..rencana itu di tulis 9 tahun silam
Yah itulah rencana manusia..dan Alloh telah mengaturnya
Alhamdulillah ..dengan segala nikmatNya.

1. Punya wartel selama 2 tahun kemudian dijual lagi sahamnya.
2. Cuma beli tanah dan belum punya rumah.
3. Pergi haji sesuai rencana tahun 2001
4. Nggak jadi resign
5. Nikah April 2003
6. Nggak jadi kuliah di PSIK UGM

HIDUPKU DARI ASRAMA KE ASRAMA

January 10, 2000 (Sebuah Kenangan)
Mungkin sudah jadi garis perjalanan hidupku, hidup dari asrama ke asrama, kadang aku bosan, kadang aku senang dan kadang 'tak terdefinisikan', "yah…itulah hidup..kadang begini dan kadang begitu", seloroh temanku.
Mungkin juga rumahku termasuk kategori asrama sebab di rumahku banyak juga anak kost yang sekolah di SMP dan SMA deket rumahku, jadi sejak kecil aku kayak tinggal di asrama.

Kemudian lulus SMA dan kuliah di AKPER harus tinggal di asrama juga, enak sekali..makan..tidur..diskusi..makan lagi diskusi lagi, makan dan tidur trus presentasi. Kuliah di AKPER tidak perlu belajar yang serius, modalnya hanya pinter ngomong, pinter diskusi..perasaan sudah cukup, selebihnya hanya senang yang ada karena semuanya gratis, makan gratis, rekreasi ke RS dan panti-panti social gratis, KKN gratis..alhamdulillah. Masa itu aku rasa adalah hidup yang paling menyenangkan.
Kemudian,..lulus AKPER langsung kerja dan mengontrak rumah berlima (yah… kaya asrama lagi). Satu tahun kemudian jadi PNS di RSUP Dr. Sardjito eh..tinggal di asrama pegawai lagi. Nah di sini lebih enak lagi..ada gadis berkerudung tiap pagi dan sore kirim makanan..gratis lagi.. (terima kasih..semoga Alloh membalas kebaikannya).
Terus,.. mau keluar negeri, harus tinggal di ASRAMA HAJI Pondok Gede, nah inilah  yang paling mahal..15 hari harus bayar 2 juta rupiah, kegiatannya hanya makan, tidur dan main pokker saja..eh tapi ada telepon gratis..tis.. (ini rahasia), dan inilah tinggal di asrama yang kurang mengenakkan.
Sekarang..di luar negeri (Emirat Arab) ..ternyata tinggal di asrama juga…wah…wah..tapi di sini lebih  heboh..full AC, full music dll semuanya lengkap. Di sini aku sedang belajar merasakan: kayaknya enak…kayaknya membosankan…kayaknya…tak terdefinisikan…. Yah…itulah hidup kata temanku begitu selalu via telpon.
Kucoba tulis kembali..hari-hari yang telah lalu.

Thursday, April 30, 2009

Si Doel in Action

Si Gundul in Action





Sweet Child O'mine

Fatma, Ahmad and Abdullah

Liburan musim dingin 2008 menyisakan kenangan yang tak terlupakan tuk anak-anakku yang lucu, nggak terlalu manis sih..tapi sulit tuk dilupakan.


Wednesday, April 29, 2009

Basic Arabic Conjugation

 
Belajar Bahasa Arab

Belajar bahasa arab bagi seorang muslim adalah merupakan suatu kewajiban, kita dituntut untuk memahami minimal Alquran yang kita baca sehari-hari dalam sholat, sehingga sholat kita bisa lebih bermakna, lebih khusu'.
Bahasa Arab adalah bahasa Agama Islam dan bahasa Al-Qur’an, seseorang tidak akan dapat memahami kitab dan sunnah dengan pemahaman yang benar dan selamat (dari penyelewengan) kecuali dengan bahasa Arab. Menyepelekan dan menggampangkan Bahasa Arab akan mengakibatkan lemah dalam memahami agama serta jahil (bodoh) terhadap permasalahan agama.


Tidak perlu diragukan lagi, memang sepantasnya seorang muslim mencintai bahasa Arab dan berusaha menguasainya. Allah telah menjadikan bahasa Arab sebagai bahasa Al-Qur’an karena bahasa Arab adalah bahasa yang terbaik yang pernah ada sebagaimana firman Allah:

إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ قُرْآنًا عَرَبِيًّا لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ

“Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al Quran dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya.”

Posted by Picasa

Monday, April 27, 2009

Alhamdulillah, Setiap Saat, Setiap Waktu dan Selalu

Life Is a Gift of ALLAH, Hidup kita adalah anugerah dari Alloh maka jangan sia-siakan, Alhamdulillah atas segala karuniaNya.

من اليوم وقبل أن تتلفظ بأي شيء غير لطيف ، فكر بالذين لا يستطيعون الكلام
Today before you say an unkind word - Think of someone who can't speak. Diam adalah lebih baik daripada perkataan yang sia-sia, kadang perkataan kita menyakitkan orang lain tanpa kita menyadarinya, dan alhamdulillah..kita bisa berbicara...coba lihat orang yang bisu..

Before you complain about the taste of your food - Think of someone
who has nothing to eat.
وقبل أن تنتقد الطعام الذي تتذوقه ، فكر بمن ليس لديهم شيء يأكلونه 

Alhamdulillah dengan rizki yang kita dapat, cukuplah dengan apa yang bisamembuat kenyang kita hari ini, StoP !! jangan lagi mengeluh masakan istri yang kurang enak, lihatlah..banyak saudara kita yang bingung mau masak apa hari ini..karena nggak ada yang dimasak, atau lihatlah..teman kita ..yang istri aja belum punya...siapa yang masakin?? apa yang dimasak?..untuk mereka pun alhamdulillah.

Before you complain about your husband or wife - Think of someone
who's crying out to ALLAH for a companion.

وقبل أن تنتقد زوجتك أو زوجك ، فكر بمن يتضرع إلى الله للحصول على زوج أو زوجة
Alhamdulillah punya satu istri..coba lihat saudara kita yang lain..satu aja belum punya, Istri tidak seperti yang dibayangkan? kurang ini kurang itu? alhamdulillah semua manusia punya kekurangan...Saya punya teman, menurutnya dia udah mendapatkan segalanya..kecuali satu..yang kurang..suami...
so.. alhamdulillah tuk anda yang bersuami dengan model apapun.

Today before you complain about life - Think of someone who went
too early to heaven.
وقبل أن تعترض على الحياة فكر بمن سبقك مبكراً إلى السماء
Alhamdulillah, betapa sulit kehidupan kita, sabar adalah jalan yang terbaik, banyak bersyukur insya Allah ..akan lebih baik. Alhamdulillah ..kita masih hidup..lihat saudara kita..yang meninggal kemaren..yang kena bom..yang rumahnya terbakar..yang mati kelaparan..alhamdulillah.

Before whining about the distance you drive Think of someone who
walks the same distance with their feet.
وقبل أن تشكو من طول المسافة التي تقودها بسيارتك ، فكر بمن يقطعون نفس المسافة على أقدامهم 

Alhamdulillah..perjalanan hidup yang panjang..penuh lika-liku..jangan mengeluh..alhamdulillah..kita punya kendaraan tuk meneruskan perjalanan yang masih jauh ini, lihatlah..saudara kita yang lain..mereka menempuh jalan yang sama panajngnya..sama susahnya..tapi mereka berjalan kaki saja..

Alhamdulillah...alhamdulillah...
Tuk Istriku tercinta..Ummu Fatma..Alhamdulillah.. thanks for everything

Thursday, April 23, 2009

Hati yang Lapang

Assalaamu 'alaikumwa rahmatullaahi wa barakaatuh...
Salam sejahtera untuk kita semua...


Petunjuk Allah hanya diberikan kepada orang yang spesial….
Mereka adalah orang-orang yang oleh Allah telah di-LAPANGKAN DADANYA..
Maka tak ada NIKMAT dan ANUGERAH yang AMAT BESAR
selain nikmat BERSIH HATI dan LAPANG DADA. (Muhammad Ghazali dalam bukunya Khuluq al-Muslim)

Allah berfirman,
''Siapa-siapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya PETUNJUK,
maka Dia meLAPANGkan DADAnya.
Dan siapa-siapa yang dikehendaki Allah keSESATtannya,
maka Allah menjadikan DADAnya SESAK dan SEMPIT''
(Q. S. 6: 125).

Nabi Muhammad sendiri…
disebut Allah SWT sebagai orang yang telah diLAPANGkan DADAnya
(Q. S. 94: 1).

Menurut Muhammad Ali al-Shabuni dalam buku tafsirnya Shafwat al-Tafasir,
yang dimaksud dengan diLAPANGkan DADAnya ialah bahwa hati Nabi SAW…
telah DIPENUHI dengan IMAN,
DITERANGI dengan CAHAYA KEBAJIKAN dan KEBENARAN,
serta DISUCIKAN dari berbagai KOTORAN dan DOSA-DOSA.
Di dalam dada yang lapang dan hati yang bersih itulah…
bersemayam IMAN dan TAKWA.
''Tempat takwa itu di sini!'' sabda Nabi Muhammad SAW, sambil menunjuk ke DADAnya.

Dalam suatu riwayat disebutkan….
bahwa Abdullah bin 'Amr dibikin penasaran oleh ''KEISTIMEWAAN'' salah seorang Anshar.
Pasalnya, setiap kali melihat orang itu…
Nabi SAW selalu berkata, ''Ini dia calon PENGHUNI SURGA!''
Setelah diteliti dan diselidiki,
Abdullah menjadi tahu keistimewaan orang itu.
Dia adalah orang yang BERSIH HATI dan LAPANG DADA.
(H.R. Ahmad).

Orang yang bersih hati dan lapang dada, seperti dikemukakan di atas,
tak lain adalah orang-orang yang MAMPU MENEKAN secara maksimal KECENDERUNGAN-KECENDERUNGAN BURUK yang ada dalam dirinya,
seperti ....rasa BENCI, DENGKI, IRI HATI, dan DENDAM KESUMAT.
Sebaliknya, ia juga MAMPU dan BERHASIL MENGEMBANGKAN POTENSI-POTENSI BAIK yang ada dalam dirinya menjadi KUALITAS-KUALITAS MORAL (akhlaq al-karimah) yang NYATA dan AKTUAL dalam kehidupannya.

Hanya orang yang lapang dada dan bersih hati seperti itu
mampu dan sanggup MENCINTAI SAUDARANYA seperti mencintai dirinya sendiri, Juga hanya orang seperti itu yang DAPAT MERASA SENANG dan GEMBIRA apabila melihat SAUDARANYA mendapat KEBAIKAN dan ANUGERAH dari Allah SWT.

Orang yang demikian itu pula yang kelak akan mendapat perlindungan dari Allah SWT.
Firman-Nya,
''(Ingatlah) pada hari di mana harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna,
kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan HATI yang SELAMAT (HATI yang BERSIH dan LAPANG).''
(Q.S. 26:89).
Semoga kita menjadi orang yang selalu berLAPANG DADA.
(Sumber: Hikmah-Republika)

Saturday, April 11, 2009

Mahalnya Produk makanan Indonesia (gila!!)

 
Mahalnya Produk makanan Indonesia (gila!!)

Rasanya kangen banget dengan produk asli Indonesia, seneng berarti akan lebih mudah mendapatkan barang makanan asli negeri sendiri di manapun berada, kami biasanya pergi ke Abu Dhabi sebulan sekali utnuk sekedar beli temped an krupuk udang, tapi mendengar ada promosi produk makanan Indonesia tentu saja ingin rasanya berebut tuk memborongnya, logikanya kan bisa lebih murah seperti harga grosir wong belum melalui agen di sini, itulah yang ada dalam benak saya. Makanya pagi - pagi udah semangat banget untuk cepat-cepat mengunjunginya, siapa tahu ada sales girl yang bisa diajak kenalan, khan bisa nambah teman.

Tapi setelah tahu tentang harga-harganya..rasanya kok nggak percaya dengan harga yang tertera di bandrolnya. berikut ini harga-harga yang sempet saya ingat:

1. Kelapa muda perbiji 45 DH
2. Pepaya 35 DH
3. Kelapa Tua perbiji 31,5 DH
4. Alpokat 0,5 Kg (2 biji) 13 DH atau per kilo 26 DH
5. Kentang perkilo 22 DH
6. Buah belimbing 3 biji 13 Dh
7. Rambutan perkilo 25 DH

Trus apa lagi ya…

Seandainya nggak ada produk dari negara lain, tentu nggak jadi masalah, tentu kita akan membelinya dengan harga apa adanya, tanpa perlu membandingkannya dengan yang lain, tapi masalahnya jadi lain ketika di sebelahnya ada produk dari negara lain, dari India, China dan Thailand yang harganya jauh lebih murah 10 kali lipat.
Pertanyaannya adalah mengapa produk Indonesia bisa begitu mahal? Sepuluh kali lipat dari produk Negara lain dengan kwalitas yang sama bahkan kadang lebih baik. Sebagai contoh: kentang Indonesia 1 kg 22 Dirham sementara kentang dari Negara lain harganya hanya sekitar 2 – 3 dirham saja, atau kelapa muda satu biji seharga 45 dirham ( Rp. 135.000,00) bila 1 dirham = Rp. 3000,00. Kelapa tua satu biji 31,5 dirham, dari India kita bias dapat Cuma dengan 3 dirham.
Kok bisa ya..semahal itu? Mungkin ini karena birokrasi kita yang berbelit? Atau biaya produksinya memang mahal? Atau karena pajak yang tinggi atau pungutan liar? Ongkos pesawat yang mahal? Atau biaya tersembunyi yang kita tidak tahu?
Patokan harga yang berlipat hingga 10 harga pasar jelas sangat tidak kompetitif, siapa yang mau beli?
Saya orang Indonesia asli jelas suka produk Negeri sendiri tapi atas nama cinta produk Indonesia kemudian harus merogoh kocek 10 kali lipat kayaknya inilah yang namanya cinta buta.
Anyway, right or wrong Indonesia is my country, I love you Indonesia..makanya kubeli pete dan sambelnya..
Posted by Picasa

Monday, April 6, 2009

Ekonomi Perawatan

EKONOMI KEPERAWATAN, MENUJU PENGEMBANGAN
MANAJEMEN KEPERAWATAN TERPADU DI INDONESIA
(Nursing Economic’s, toward development
integrated nursing management in Indonesia)
By: Nur Martono

Tidak dapat dipungkiri saat ini seluruh dunia sedang mengalami krisis ekonomi global, dengan “pusat gempa” di negara-negara maju seperti Amerika Serikat dan negara di benua Eropa. Benua Asia (Jepang, Cina, Korea) dan Australia juga terkena imbas, dan termasuk Singapura, Thailand dan juga negara kita didalamnya akan segera menyusul.

Indonesia saat ini boleh dikatakan sedang memasuki siklus ekonomi menjelang kontraksi/resesi, dengan ditandai laju pertumbuhan selama dua kuartal di tahun 2009 yang menurun dibawah 5% (prediksi Bappenas 4,3% tahun ini). Disertai Penurunan nilai rupiah yang hampir mencapai Rp. 12.000/US $ (hampir 30% dari rentang Rp. 9300 di tahun 2008), dan terjadinya deflasi di bulan Januari dan Pebruari 2009.

Diperkirakan antara Juli – Agustus 2009 Indonesia akan mulai memasuki masa resesi, dengan ditandai pertumbuhan ekonomi negatif selama dua kuartal berturut-turut, meski pemulihannya akan berlangsung lebih cepat dibandingkan krisis 1998. Seakan ini mengulang krisis 10 tahunan sejak 1998-1999 di Indonesia, meskipun dengan penyebab yang berbeda. Saat ini kita sepertinya terkena dampak krisis ekonomi di negara maju, dan bukan sebagai penyebab krisis itu sendiri.

Masalah-masalah kesehatan yang ada di Indonesia semakin pelik, dan saat ini banyak di pengaruhi oleh faktor antara lain:
1. Pertambahan jumlah penduduk yang pesat dan semakin meningkatnya usia harapan hidup bagi masyarakat Indonesia yang menyebabkan semakin banyaknya usia lansia,
2. Krisis moneter yang berkepanjangan yang menyebabkan perekonomian masyarakat menjadi terpuruk dan semakin banyak masyarakat menjadi miskin, dan pelayanan kesehatan semakin tidak terjangkau,
3. Berubahnya pola penyakit selain dari penyakit-penyakit infeksi, penyakit degenatif, dan penyakit psikososial semakin meningkat, sehingga memerlukan perawatan yang lebih lama,
4. Letak demografi Indonesia yang terdiri dari pulau-pulau sulit untuk di jangkau oleh pelayanan kesehatan.

*********
Demikian pula K E P E R A W A T A N sebagai sebuah profesi, pada akhirnya akan terkena dampak secara langsung maupun tidak langsung dengan kontraksi ekonomi global dan regional terutama dalam sektor pembiayaan kesehatan. Keadaan sosial ekonomi masyarakat yang semakin meningkat sehingga masyarakat menuntut pelayanan kesehatan yang berkualitas tinggi, tapi di lain pihak bagi masyarakat ekonomi lemah mereka ingin pelayanan kesehatan yang murah dan terjangkau. Dan pada gilirannya pelayanan kesehatan akan semakin mahal, jika ingin disertai mutu layanan yang baik.

Namun apakah akan berdampak terhadap status ekonomi perawat di Indonesia???????
Jawabnya : Bisa YA, bisa juga TIDAK .........

Selama ini memang keperawatan telah menyertakan ekonomi dalam pendekatan paradigma keperawatan dan definisi keilmuan. Namun dalam pelaksanaannya, ekonomi keperawatan yang terintegrasi dalam manajemen keperawatan seakan terlupakan. Boleh jadi perawat profesional hanya sebuah impian karena si perawat itu sendiri yang tidak menerapkan sistem profesionalisme; karena tidak mampu menampilkan citra pelayanan setara dengan imbalan.

Dalam tatanan teoritis saja, kita jarang atau bahkan tidak dapat menjumpai perawat Indonesia yang dianggap ahli dalam bidang ekonomi keperawatan. Pendidikan keperawatan untuk jenjang keahlian profesi (S2, Master dan Doktor Keperawatan) masih lebih banyak dijumpai dalam ilmu-ilmu klasik keperawatan, seperti Master Keperawatan Medikal Bedah mesti sampai ke subspesialis ; Master KMB spesialis misalnya urologi, kita banyak dapat jumpai. Namun bagaimana dampak keilmuannya terhadap bidang pekerjaan, masih sulit untuk dijabarkan ke depan.

Kalaupun ada perawat yang bergelar SE, atau MM-MBA, namun tidak dapat dikatakan secara praktikal sebagai ahli dalam bidang ekonomi keperawatan. Lebih banyak perawat kita yang memiliki latar belakang Master misalnya dalam bidang-bidang ilmu-ilmu klasik keperawatan. Sehingga Master Manegemen Keperawatan banyak, namun perawat ahli dalam bidang ekonomi dan analisa keuangan boleh dikatakan tidak ada.

Pada akhirnya akan terjadi pola-pola kejenuhan profesi, karena akan terjadi penumpukkan keilmuan; tanpa disertai pengembangan dan penemuan sub sistem ilmu keperawatan baru itu sendiri. Dan pada gilirannya tidak akan ada perawat yang mampu mempertahankan teori ekonomi dalam keperawatan itu sendiri. Dengan tujuan akhir mampu meningkatkan kesejahteraan perawat, melalui mekanisme pengembangan jasa perawatan di Indonesia.

*********
Ilmu keperawatan yang menuju masa depan, akan sejalan dengan perkembangan dinamika penduduk, globalisasi, dan tantangan ekonomi. Dengan jumlah populasi profesi perawat di Indonesia yang mendominasi tenaga kesehatan yang ada, maka diversifikasi tatanan keilmuan keperawatan itu sendiri semestinya semakin dituntut berkembang.

Apabila kita bandingkan saja dengan Ilmu Kesehatan Masyarakat (FKM), mereka sangat jitu dalam mengembangkan sub keilmuan. Ekonomi Kesehatan dalam bagian Manajemen Kesehatan (misalnya program Asuransi Kesehatan dan AKK/Administrasi Kebijakan Kesehatan) berkembang pesat disana. Ada nama DR. Ascobat Gani, misalnya yang dikenal sebagai pakar bidang Ekonomi Kesehatan ini.

Ilmu Komputer dalam Keperawatan, SIM (Sistem Informasi Manajemen Kep), Politik keperawatan, Ekonomi Keperawatan, Transkultural keperawatan, Keperawatan Olahraga, Entrepreneur keperawatan, Keperawatan Kesehatan Kerja (K3) dsb nya; merupakan keilmuan baru keperawatan di Indonesia yang amat perlu segera dikembangkan.

Atau satu saat, pola-pola distribusi normal akan terjadi dalam keilmuan dan tenaga perawat terdidik di Indonesia. Dimana sebagian besar menumpuk 80% populasi keperawatan klasik di Indonesia, 10% sisanya menganggur menjadi bagian pengangguran perawat terdidik; serta sisanya akan ekstrim 10% menjadi pengembang keilmuan perawat (S3 – Prof). Yang menjalani profesi perawat dalam keilmuan baru diatas, atau bekerja dan berkarir diluar negeri. Trend pola tersebut lambat laun akan terjadi dalam profesi keperawatan kita di Indonesia.

Sehingga pola-pola kebutuhan dasar perawat – 3 M /tiga matra Keperawatan (ekonomi, pendidikan dan riset, serta politik dan power) dapat terpenuhi. Profesi perawat akan berkembang apabila ketiga kebutuhan tersebut dapat terpenuhi dengan hirarki pertama adalah ekonomi, kemudian pendidikan-riset dan kerucut yang terakhir politik-power. Keperawatan akan maju setelah ekonomi perawat maju, pendidikan dan riset keperawatan akan berkembang pesat sesudahnya , sehingga akhirnya memiliki politik-power yang kuat dalam pelayanan kesehatan di Indonesia.


Apakah yang dipelajari dalam Ekonomi Keperawatan ????

Tujuan Ekonomi keperawatan adalah untuk memajukan peran perawat dalam industri pelayanan kesehatan sebagai bagian bisnis dan berfokus ke masa depan. Ini dilakukan melalui penyediaan informasi dan analisis teori keperawatan yang memunculkan praktek asuhan keperawatan bermutu dalam manajemen kesehatan, kekuatan finansial dan ekonomi serta pengambilan kebijakan kesehatan di masa mendatang.

Diharapkan nantinya perawat administrator / manajer dan praktisi keperawatan memahami teori dan praktek aplikasi ekonomi dan memasukkan konsep-konsep ini dalam manajemen keperawatan (Memperjuangkan Jasa Perawatan di Indonesia). Tulisan ini diharapkan dapat menjelaskan ekonomi keperawatan dari perspektif ekonomi dalam pendidikan-riset dan praktek askep. Yang juga relevan untuk bidang SDM tenaga kerja perawat dan masalah staffing, dalam menghadapi issue ekonomi, dan tantangan profesi perawat Indonesia di masa depan.

Dalam membahas ekonomi keperawatan maka nantinya akan ditemukan issu-issu menarik seperti :
• Mekanisme suplay-demand tenaga keperawatan
• Penetapan Gaji Perawat
• Dasar ekonomi keperawatan dalam Asuhan keperawatan
• Tehnik analisa biaya pelayanan keperawatan
• Dampak TI terhadap ekonomi keperawatan
• Nursepreneur dan Dasar Investasi dalam Keperawatan
• Analisa Keuangan
• Aspek Bisnis Keperawatan


Sejalan dengan perkembangan pelayanan kesehatan di negara maju dimana telah tercipta sistem pay-for-performance (P4P)/dibayar-untuk-kinerja pembayaran gaji perawat berdasarkan kinerja; fokus terhadap mutu dan biaya kesehatan, konsep providers (penyedia layanan) – payer’s (pasien yang membayar) , kebijakan kesehatan dan riset yang melibatkan perawat dalam menentukan efektifitas pembiayaan, dan peningkatan kualitas asuhan keperawatan.

*********
Dari Seminar : "Ekonomi Keperawatan mengundang Konferensi Alamat Kualitas dan Pembayaran Isu di Perawatan." OJIN: The Online Journal of Issues in Nursing, Vol. 13 No 1. Tersedia: www.nursingworld.org / MainMenuCategories / ANAMarketplace / ANAPeriodicals / OJIN / Kolom / Legislatif / EconomicsandQuality.aspx

Tiga pertanyaan kunci yang ada saat ini adalah:

1) Apakah kita dapat membuat "kasus bisnis" dalam meningkatkan dan mempertahankan kualitas keperawatan yang baik untuk perawat di Indonesia ?
2) Apakah masyarakat dan RS swasta di Indonesia siap menerima sistem khusus untuk insentif perawatan (jasa keperawatan) , dan jika demikian bagaimana?
3) Apa saja tantangan dan panduan agar perawat dibayar-untuk-kinerja (P4P)?


1) Kasus bisnis dalam mempertahankan kualitas keperawatan

Perawat adalah satu profesi dengan “tehnikal skill”, kerja tukang dengan latar belakang pendidikan profesional. Saat alat elektronik, kendaraan, atau rumah kita misalnya rusak; maka anda akan memperbaikinya di tukang yang ahli di bidang tersebut, dan ia akan mendapatkan jasa pembayaran diluar gaji perusahaan sesuai dengan kerusakan yang ada.

Meski selama ini dokter yang lebih banyak mendapatkan jasa medis, misalnya saat kita berobat ke spesialis anak, memeriksa anak dengan anamnesa, pemeriksaan fisik dengan alat stetoskop , dengan waktu 5 – 10 menit, maka si dokter akan mendapatkan jasa medis Rp. 50.000/pasien. Demikian pula saat visit di ruangan minimal ia akan mendapatkan Rp. 25.000/pasien dengan kelas 3 di RS negeri.

Bagaimana perawat???Rata-rata perawat mendapatkan jasa perawatan Rp. 100.000 – Rp. 500.000/bulan; tanpa menghitung tindakan yang telah dia berikan selama sebulan. Mulai dari : mengambil sample darah (vena dan arteri), memasang NGT dan folley catheter, memasang iv set (infus), melakukan CPR, EKG, dressing/ganti balutan, memberikan obat IV, IM atau oral, dan tindakan KDM dengan rata-rata pasien 5-8 orang per shift. Tentu ini akan mengakibatkan rasa ketimpangan dan ketidakadilan di profesi perawat.

Pada akhirnya bagaimana menciptakan “Asuhan Keperawatan” sebagai “kasus bisnis “. Saat anda sebagai perawat mengambil sample darah misalnya : hitung waktu proses mengambil darah sampai mengirimnya (hitung waktu), Hitung resiko misalnya tertusuk jarum atau tercemar sample (hitung resiko Hepatitis dan HIV), ini yang mesti diperhitungkan sehingga menjadikan Askep sebagai sebuah “kasus bisnis”. I’ll give, but I must get something in cash.... demikian idealnya. Sehingga memang mesti ada standar baku Jasa Perawatan yang sama di setiap RS negeri maupun swasta di Indonesia.

*********
Ada banyak bukti kontribusi perawat signifikan terhadap kualitas dan hasil yang ini dapat membuat biaya. Namun, perawat tidak fokus terhadap jasa perawatan/ P4P; semestinya memang kembangkan ini dahulu kemudian baru kebijakan yang bersifat payung yang lebih luas (UU Keperawatan). Jasa perawatan lebih langsung dirasakan oleh staf perawat terutama di Indonesia, sebelum meng”gol”kan kebijakan yang lebih makro. Jadikan jasa perawatan sebagai “omset” sebuah pelayanan, sehingga si perawat akan bekerja lebih berkualitas karena memang mendapatkan income tambahan jika ia bekerja dengan lebih baik, demikian pula sebaliknya.

Atau menjadikan jasa perawatan sebagai tabungan pensiun dan bentuk investasi lainnya. Bukan tidak mungkin perawat dapat menjadikan jasa perawatan sebagai cicilan rumah/KPR nya atau pembayaran asuransi pendidikan anak, jika RS dan kebijakan makro di Depkes lebih baik dan ramah terhadap profesi kita ini.

BONUS ...Bonus dan bonus untuk perawat mesti ada....
LEMBUR....Lembur dan lembur untuk perawat adalah wajar
OVER TIME ...over time dibayarkan perjam seperti di luar negeri


2) Apakah masyarakat dan provider (RS) di Indonesia siap dengan model pembayaran insentif untuk perawat ??

Kesulitan dasar untuk membuat asuhan keperawatan sebagai kasus bisnis adalah bahwa intervensi keperawatan pada umumnya tidak kuantitatif. Rumah sakit di Indonesia memiliki sistem biaya rawat inap berdasarkan ruangan untuk perawatan rumah sakit per harinya, namun tetap saja biaya rawat tersebut masuk kedalam fixed-cost yang menjadi pendapatan RS yang bersangkutan, dan tidak menjadi income perawat secara langsung(Thompson & Diers, 1991).

Hal ini membuat sistem penggajian perawat tidak terlihat langsung dengan variabel waktu dan tenaga yang berbeda dalam merawat setiap pasien. Lebih karena komponen gaji perawat yang tetap, melalui mekanisme golongan namun tanpa memperhatikan beban kerja perawat.

Meskipun anda bekerja di ruang rawat kelas III atau bekerja di VIP, tetap saja komponen gaji dan tunjangan perawatan nya tetap sama. Bisa saja anda bekerja di sebuah RS Internasional di Jakarta, namun gajinya tidak berbeda jauh dengan perawat yang berstatus PNS di RSUD.

Dr Eileen Sullivan-Marx (Universitas Pennsylvania School of Nursing) mengatakan bahwa kita harus mengidentifikasi jenis pekerjaan perawatan disetarakan dengan sistem keuangan umum, dan pemahaman yang sama dengan tenaga kesehatan lainnya. Keperawatan harus memiliki visi dalam pembiayaan kesehatan.

Memang belum ada penelitian tentang hubungan tingkat ekonomi dokter, bidan dan perawat misalnya dengan golongan pekerjaan; namun secara kasat mata boleh dikatakan status ekonomi perawat di Indonesia jika dibandingkan dengan dokter dan bidan lebih rendah (memerlukan penelitian lebih lanjut). Hal ini akan berdampak kepada lemahnya matra pendidikan dan riset serta politik dan power perawat terhadap tenaga kesehatan lainnya dan terhadap publik.

*********
Dr Walter Sermeus (Universitas Katolik, Leuven, Belgia) dan Dr. John Welton (Associate Professor, Kedokteran Universitas South Carolina, College of Nursing); keduanya membuktikan biaya rawat berdasarkan ruang perawatan (kelas I, II dan III atau VIP) tidak signifikan dan berhubungan dengan biaya perawatan itu sendiri (jasa perawatan dan komponen keperawatan). Mereka membuat bobot Diagnosis-related-grup (DRG) misalnya, yang telah memperlihatkan hubungan yang lemah antara jumlah perawat dengan asuhan keperawatan yang diberikan untuk pasien di RS (Welton & Halloran, 2005).

Dari 30% dari total anggaran operasional rumah sakit di tujukan untuk biaya asuhan keperawatan (gaji perawat, obat, diet dsb), dan hanya 44% dari biaya tersebut langsung di rasakan perawat. Namun tetap saja ditemukan penyimpangan yang signifikan dalam biaya perawatan dengan sistem pembayaran DRG tersebut (Kane & Siegrist, 2006).

Dr Sermeus melaporkan banyak negara yang menggunakan sistem pembayaran DRGs untuk rumah sakit, yang tidak mencakup jasa perawatan yang sesuai. Beberapa negara seperti Australia, Selandia Baru, Kanada, Swiss, dan Belgia yang telah menerapkannya.

Belgia sendiri telah menyesuaikan gaji tetap perawat dan bonus biaya perawatan berdasarkan minimum rasio perawat : pasien , serta variabel insentif perawat. Salah satu cara untuk mulai memperbaiki masalah tersebut dengan membayar biaya perawatan, yang terpisah antara charges per day room dengan charges nursing care, ujar Dr Welton,

Idealnya memang demikian agar tidak rancu biaya rawat inap dengan biaya asuhan keperawatan. Biaya rawat inap selama ini di RS di Indonesia adalah charges per day room dan bukan charges nursing care !!! Bedakan ....

Ini dapat dilakukan pada setiap pasien dengan dasar atau melalui standar bobot perawatan-intensitas nursing- intensity weights (NIWs) (Welton, Fischer, DeGrace, & Zona-Smith, 2006). Mungkin suatu waktu akan terjadi perubahan sistem pembiayaan di Indonesia dalam upaya perbaikan asuhan keperawatan, tanpa menambah beban besar biaya administrasi untuk pasien. Namun juga meningkatkan kesejahteraan perawat di Indonesia

Dapatkan kita membuat NIW atau DRG ??? Di Indonesia …

Di Indonesia sendiri justru RSUD Banyumas yang memang menjadi unggulan mutu manajemen kesehatannya telah menerapkan billing sistem terkait Sistem informasi keperawatan, sehingga pembayaran jasa perawat lebih terintegrasi.

Karena dokumen Asuhan Keperawatan kami terdokumentasi di komputer dengan baik. Begitupun Pendapatan RS kami yang berasal dari aktifitas perawatan juga terdokumentasi dengan baik. Dengan dua data yang terpisah itu (Dokumentasi Askep ada di SI Keperawatan, Pendapatan RS ada di Billing System)

info kom RS banyumas

*********
Pertanyaan penelitian adalah:
• Dapatkah kita mengembangkan pengukuran NIW yang berdasarkan jam terhadap hari rawat pasien?
• Bagaimana kita menentukan NIW (panel ahli ; rujukan data jam dalam hari perawatan; NIC(Nursing interventions Classifications) dan NOC (Nursing outcome Classifications); komputerisasi RS : billing sistem dengan asuhan keperawatan)?
• Bagaimana cara memperoleh data kuantitatif untuk mengembangkan NIW/ standar-nursing intensitas weights?


Issu kebijakan yang nantinya berhubungan dengan nursing-intensity billing (system tagihan Jasa Perawatan (JP) meliputi:
• Apakah penggabungan jasa perawatan akan dianggap sebagai pendapatan yang wajar oleh pasien dan RS ?
• Bagaimana adaptasi RS swasta atau pasien terhadap pembayaran JP
• Apakah rumah sakit akan menjadi agen perubahan (change agent ) terhadap JP.

Ide untuk mengubah DRG adalah efisiensi biaya yang tepat dapat meningkatkan keuntungan. Satu studi menunjukkan bahwa 95% dari seluruh anggaran rumah sakit tidak akan berubah lebih dari 1% pada salah satu komponen (Cromwell & Price, 1998).

Artinya bahwa pasien akan tetap membayar biaya pengobatan, meskipun ada kenaikan, lebih karena pembayaran untuk kesehatan kedepan akan dijamin oleh asuransi kesehatan.


3) Tantangan dan Arah untuk Keperawatan di Bayar-untuk-Performa (P4P)

Tantangan memenuhi target kualitas asuhan keperwatan, mencegah kelalaian dan malpraktek selama perawatan rumah sakit adalah dengan meningkatkan kendala keuangan. Harga sesuai pelayanan, ini dimensi menjadikan asuhan keperawatan sebagai “kasus bisnis” dan bukan hanya kasus keperawatan semata. Nurse Service of New York (VNSNY) telah memulai proyek demo P4P dimulai pada bulan Oktober 2007. VNSNY akan memenuhi tantangan melalui sistem ini.

Rendah reimbursements dapat mengakibatkan miskinnya kualitas sumber daya perawat, dengan reimbursements asuhan keperawatan yang bahkan lebih rendah lagi. Bukan tidak mungkin karena gaji yang rendah dan JP yang minim, akhirnya perawat hanya memberikan pelayanan askep yang rendah dan minim karena terpaksa melakukan “bisnis” lain yang menyebabkan kelalaian/malpraktek.

Semestinya jam 3 sore baru pulang dinas pagi, namun terpaksa pulang lebih dulu jam 12 siang karena bekerja shif sore di RS lain….tuntutan ekonomi tidak dapat ditahan.

Alternatif cara untuk meningkatkan kualitas, menurut Dr Jim Rebitzer (Charlton Profesor dan Ketua Departemen Ekonomi, Case Western Reserve University), adalah melalui komitmen yang tinggi, sumber daya manusia bermutu , sistem di mana "orang bekerja keras dan kepentingan yang kuat, di bayar dengan baik, pemberdayaan (empowerment) , kepercayaan (trust), bekerja total dan displin.

"Mereka melakukan ini karena insentif formal, mereka telah mengidentifikasi kepentingan mereka yang kuat (2 M : motif dan “money”). Ada saling pemantauan dan tekanan di antara karyawan yang memaksa mereka memberikan asuhan keperawatan yang bermutu. Kunci untuk proses HCHR (High commitment Human Resources) sistem transformasi budaya dan pembentukan tim kerja antara perawat, dokter, dan personil kesehatan lainnya.

Contohnya : kalau dalam RSUD semua sama bahwa memasang infus (iv line) sekali pasang Rp. 10.000 JP nya , langsung masuk ke billing system pasien; maka yakin 100% perawat di RS tersebut akan giat dan rajin memasang infus ke pasien tanpa perlu menunggu terjadinya phlebitis; atau diperintahkan dokter atau kepala ruangan.

Apakah ketika Tough Times (masa sulit) maka Tough Get Going (pemikiran brilian muncul) !

Sebanyak 66 perawat dan bidan yang terhimpun dalam Komite Bersama Anggota Keperawatan (Kobak) RSUD Larantuka, Sabtu (20/12/2008), menggelar aksi damai di RSUD setempat. Mereka menolak pelecehan terhadap profesi perawat dan bidan, serta menuntut agar Pemkab Flotim dan manajemen RSUD Larantuka memberikan uang jasa pelayanan keperawatan kepada perawat/bidan dan dokter secara adil khusus dalam pelayanan Jamkesmas (jaminan kesehatan masyarakat).

Selama ini ada perbedaan sangat menonjol dalam pembagian penghargaan jasa pelayanan antara perawat/bidan dengan para dokter di rumah sakit itu. Padahal faktanya, jumlah dokter di RSUD itu sangat terbatas, sehingga 70 persen tugas dan pekerjaan dokter justru dikerjakan para perawat dan bidan.

Seperti dipantau Pos Kupang, Sabtu (20/12/2008) pukul 08.00 - 09.00 Wita, 66 perawat dan bidan menggelar aksi diam tanpa aktivitas di RSUD Larantuka. Semua bagian, mulai dari UGD, loket pembelian karcis berobat baik di loket pasien umum maupun pasien askes tampak lengang. Ruangan loket dan ruang pelayanan tampak kosong karena para perawat dan bidan berkumpul di ruang tunggu Direktur RSUD Larantuka. Mereka mengenakan kostum putih-putih. Sementara para pasien maupun masyarakat lainnya yang berkepentingan dengan urusan administrasi di rumah sakit itu hanya bisa menunggu sambil menonton siaran televisi yang dipajang di ruang tunggu di loket masing-masing.
pos kupang

Bagaimana kalau kejadian ini serentak di semua RSU dan RS swasta di Indonesia satu hari saja ?????
Jangan pernah terjadi ……
Mogok kerja adalah hal yang biasa dilakukan organisasi buruh di Inggris, Perancis, Italia dan Negara maju lainnya.

**********
Ini adalah fase ekonomi tersulit ekonomi untuk semua orang. Takut dengan resesi, meningkatnya pengangguran, dan krisis gagal bayar kredit, cemas dan khawatir tentang masa depan. Mereka khawatir tentang pengelolaan keuangan, termasuk tentang anggaran kesehatan mereka.

Pada tahun 2007 saja di Amerika pengeluaran biaya kesehatan rata-rata $ 7420/orang , atau lebih dari meningkat 6,1% dari tahun (Hartman, Martin, Mc-Donnell, & Catlin, 2009). Bagi mereka yang terlibat dalam perawatan kesehatan dan pelayanan kesehatan ini memang sulit sekali.

Di Indonesia Menurut Survey Kesehatan Nasional (Surkesnas) tahun 2004, sumber dana pengeluaran biaya kesehatan 86% berasal dari penghasilan ekonomi keluarga. Sedangkan sisanya berasal dari asuransi, instansi tempat bekerja, puskesmas atau jaminan kesehatan bagi penduduk tidak mampu. Pemborosan dibidang kesehatan dapat dilakukan oleh masyarakat atau kalangan medis sebagai penyelenggara pelayanan medis. Tetapi terbesar tidak lari kepada perawat, melainkan ke obat, dokter/jasa medik dan biaya rawat inap.

Kedepan AS saja telah mengalami kekurangan tenaga perawat kronis yang dapat mengancam understaffing perawatan pasien dan kepuasan kerja Bahkan gaji yang besar tidak cukup. Tercatat gaji perawat rata-rata $ 62.480/tahun di tahun 2007, mulai dari rata-rata $ 78.550 di California ke $ 49.140 di Iowa, menurut statistik pemerintah. Belum Termasuk lembur dan bonus dimana perawat yang berpengalaman dapat penghasilan lebih dari $ 100.000. Namun ternyata jumlah perawat masih kurang, under supplay….

Biro Statistik Tenaga Kerja AS memprediksi sekitar 233.000 tambahan akan dibuka lowongan pekerjaan untuk RN melalui setiap tahun. Sampai tahun 2016 ada sekitar 2,5 juta posisi lowongan perawat. Tetapi hanya sekitar 200.000 calon lulus ujian RN terdaftar tahun lalu, dan ribuan perawat meninggalkan profesi setiap tahunnya.

*********
Bagaimana di Indonesia???
Over suplay yang pasti masih ada gaji perawat dibawah 1 juta, pengangguran perawat masih tinggi. Harapan meningkatkan kesejahteraan masih jauh .

Salah siapa???
Mungkin kita mesti bertanya kepada diri kita masing-masing saat dimana posisi kita berada. Banyak rekan saya yang akhirnya migrasi ke timur tengah, Malaysia, singapura, AS, Eropa dan Australia; mereka sebenarnya Mogok Kerja di Indonesia. Mudah-mudahan dapat menjadi buffer SDM tenaga perawat kita, dengan tetap mencari satu tujuan mulia “bahwa profesi ini tidak boleh dipandang sebelah mata oleh siapapun”.

Selamat Ultah PPNI ke 35, usia dewasa menuju “Golden Age” Jangan Pernah Takut …
“Yesterday History, Today Our Blessing, Tomorrow is Mystery”



REKOMENDASI

1. Lakukan penelitian mengenai dampak perubahan kebijakan dan pembayaran pada SDM perawat dan kualitas pelayanan, dan mendidik dan memotivasi manajer perawat untuk bertindak berdasarkan bukti mereka dalam pengambilan keputusan manajemen.
2. Buat konsep pembayaran rumah sakit (billing system) terkait NIC, NOC dan NIW yang akan menghasilkan sistem yang lebih rasional. Lain topik penelitian adalah untuk membandingkan hasil dari P4P/JP dan HCHR sistem, dengan memperhatikan dampaknya terhadap “omset” perawat, bukan hanya sekedar gaji.
3. Buatlah Organisasi Profesi, UU Keperawatan, CEO, Kabid Keperawatan yang mampu menterjemahkan dan memperjuangkan sistem pembayaran RS yang berpihak kepada perawat. Kunci kebijakan ada di tangan Depkes dan keterlibatan pemerintah dan advokasi organisasi profesi.
4. Perawat harus mampu membuat komunikasi kepada konsumen dan providers bahwa nilai keperawatan itu mahal. Dan kalau mungkin dapat menentukan bahwa misalnya minimal gaji perawat di Indonesia Rp. 2 juta/bulan atau untuk penempatan perawat di luar negeri minimal bergaji diatas U$ 1000/bulan; sehingga RS tidak semenang-menang menentukan gaji perawat. Atau bahkan menentukan JP misalnya minimum Rp 10.000/tindakan; tentu saja ketimbang kita memperjuangkan UU Keperawatan yang panjang dan berliku; kalau ada Kepmenkes yang seperti diatas saja maka bukan tidak mungkin perawat Indonesia akan tinggal landas.

Usulan Konsep :
Pedoman dasar imbalan jasa perawat sbb:

1. Imbalan jasa perawat disesuaikan dengan kemampuan pasien, tingkat inflasi dan UMR.
2. Dari segi keperawatan imbalan jasa perawat ditetapkan dengan mengingat karya dan tanggung jawab perawat.
3. Besarnya imbalan jasa perawat dikomunikasikan dengan jelas kepada pasien, sebelum tindakan keperawatan dilakukan, dengan asertif dan bijaksana.
4. Imbalan jasa perawat sifatnya mutlak dan dapat diseragamkan.
5. Imbalan jasa perawat dapat diperingan atau sama sekali dibebaskan misalnya:
- Jika ternyata bahwa biaya pengobatan seluruhnya terlalu besar untuk pasien.
- Karena penyulit penyulit yang tidak terduga, biaya pengobatan jauh diluar perhitungan semula.
. Keringanan biaya rumah sakit diserahkan kepada kebijaksanaan pengelola rumah sakit dan asuransi kesehatan.
6. Bagi pasien yang mengalami musibah akibat kecelakaan, pertolongan pertama lebih diutamakan daripada imbalan jasa.
7. Imbalan jasa perawat dapat ditambah dengan biaya perjalanan jika dipanggil kerumah pasien.
8. Imbalan jasa pertolongan darurat dan pertolongan sederhana tidak diminta kepada
-korban kecelakaan
-TS termasuk dokter, dokter gigi dan apoteker serta keluarga yang menjadi tanggung jawabnya
-Mahasiswa keperawatan, bidan dan perawat.
-Dan siapapun yang dikehendakinya.
9. Patokan jasa perawat ditentukan bersama oleh KaKanwil DepKes/KaDinkes dan PPNI setempat.
10. Gaji minimum perawat di Indonesia diatas UMR dan diatas UM internasional jika ybs bekerja di luar negeri.


Penulis :
• Penasehat e-learning FIK Unpad, Kuwait Angkatan I (2008/2009 sebanyak 24 mhs)
• Anggota staf keperawatan Indonesia , yang merawat keluarga Sheikh Sabah (VVIP keluarga kerajaan Kuwait ), diketuai Sdr, Frederik, dgn 6 orang perawat Indonesia dari RS Amiri Kuwait.
• Tim SOFTIKA (Stock and Forex Trader Indonesia – Kuwait), komunitas perawat Indonesia yang aktif dalam Trading dan Investasi saham dan forex, forum belajar TA (tehnikal analisis) dan FA (fundamental analisis); pengembang INIQ8 (Indonesian nurses Investment in Kuwait).


Source :
http://www.kenoshanews.com/news/economic_woes_havent_hurt_field_of_nursing_4164360.html
http://www.nursingworld.org/MainMenuCategories/ANAMarketplace/ANAPeriodicals/OJIN/Columns/Legislative/EconomicsandQuality.aspx

Saturday, March 28, 2009

Abdullah Bermain Walker

Bermain bersama

Sewaktu kecil mereka lucu, nggak suka bertengkar eh..sekarang udah pada besar tiap hari bertengkar terus..ya..namanya juga anak-anak.




Kenangan Masa Kecil

Fatma, Ahmad aand Abdillah

Ini adalah video anak-anak kami pas masa lucu-lucunya, Fatma kayaknya belum komplit 3tahun, Ahmad 2 tahun dan Abdullah 7-8 bulan. Anak-anak diasuh full time oleh istri tercinta (semoga Allah merahmatimu dan selalu dalam kebaikan) dan dibantu oleh Mbak Ikar (Orang Subang, Jabar), terima kasih tuk mbak Ikar semoga Allah melapangkan rizkinya.





Thursday, March 26, 2009

My Dearest Wife
Zawjati
Special for my Wife




Haram” yang Haramnya tidak sama dengan Haram

Tentunya sampeyan sudah pada tahu, bahwa para Kyai MUI sudah mengharamkan 2 hal yang selama ini menjadi polemik. Yakni rokok dan Golput. Untuk rokok, salah seorang kyai MUI menerangkan bahwa keharamannya tidak sebagaimana babi. Jadi memiliki perbedaan. Rincian perbedaannya diterangkan dengan sangat njlimet sampai simbah gak mudeng babar blas. Tetapi keharamannya dilandasi bahwa kemadharatannya lebih besar dari manfaatnya.

Pengalaman saya di Emirat Arab, pengertian haram juga tidak seperti yang kita pahami di Indonesia, yaitu kalau dilakukan berdosa dan jika ditinggalkan mendapat pahala. Tapi kalau di Emirat Arab, "haram" artinya..jangan begitu ! ojo ngono or aja kaya kuwe lah ! Contohnya kalau ada anak kecil nakal dan mukul temennya yang lain maka ibunya akan bilang pada anak yang nakal itu "haram" atau "haram 'alaik" lis (limadza) tadzrobuh? artinya 'jangan begitu ! kenapa kamu pukul dia'?
Mungkin pengertian ini lebih pas untuk memahami fatwa "haram" MUI.

Kyai NU dan beberapa ormas Islam lainnya gak sependapat kata “Haram” digunakan untuk memfatwai rokok. Haram yang bukan sebagaimana haramnya babi itu sudah ada kriteria tersendiri, yakni “makruh”. Jadi tak perlu menggunakan kata “Haram” jikalau ada kata lain yang lebih bisa mengakomodasi pengertian tidak diperbolehkannya merokok itu.
Alasan yang memakruhkan ini juga masuk akal, walaupun kang Jupri salah seorang teman simbah yang gak suka dengan kyai NU ini nyeletuk, “Halah, itu kan karena banyak kyai NU yang sudah nggathok ngudud kayak lokomotip sepur. Bilang aja gak mau ninggal klangenan.”

Bang Kamid yang lebih moderat menanggapi, “Bukan begitu kang Jupri. Mengharamkan sesuatu harus hati-hati. Karena mengharamkan yang halal itu hukumnya sama dengan menghalalkan yang haram. Lha kalau rokok diharamkan, akan timbul pertanyaan susulan. Misalnya, perokok pasip itu mau dihukumi pigimanah? Padahal perokok pasip itu lebih bahaya daripada perokok aktip. Trus bertani cengkeh dan tembakau itu hukumnya apa? Bekerja di pabrik rokok itu hukumnya haram apa tidak? Lalu jualan rokok itu duitnya haram apa tidak? Lantas event-event yang disponsori pabrikan rokok itu haram apa tidak untuk diikuti?”
Kang Jupri mulai mengerutkan kening. Rentetan pertanyaan susulan itu belum ada fatwa resminya. Namun tentu saja fatwa haram rokok mengandung konsekwensi bagi terjawabnya pertanyaan Bang Kamid di atas.
“Pengharaman rokok atas dasar madharat yang lebih besar dari manfaat juga mengandung konsekwensi lain kang. Misalnya, haram tidak pakai AC berfreon? Bukankah sudah diketahui bahwa barang itu bisa mbikin ozon tambah amoh. Lha kalo ozonnya tambah mbedah, milyaran manusia harus nanggung madharatnya. Padahal manfaatnya cuma sekedar ngilangi sumuk. Tapi milyaran manusia lain yang juga sumuk karena gak gableg AC harus menanggung derita akibat ozonnya dibrakoti AC sampeyan. Pigimanah itu ya?” tanya bang Kamid.
“Wah… yo mbuh lah bang. Lama-lama kok tambah nggladrah.”
Hal kedua yang difatwai haram adalah Golput. Hal ini memang juga kontroversial. Seingat simbah ketika terjadi pertentangan antara dua kubu dalam tubuh mukminin, yakni Khalifah Ali r.a dan Muawiyah r.a, ada salah seorang sahabat yang sama sekali tak memilih dan berpihak pada salah satu dari 2 kubu itu. Kalau tidak salah beliau adalah Abdullah bin Umar r.a yang lebih terkenal dengan sebutan Ibnu Umar r.a.
Salah satu alasan beliau tidak ikut di antara 2 kubu yang ada adalah karena tidak ingin pedangnya menumpahkan darah muslimin. Maka beliau memilih memisahi dari 2 kubu itu. Simbah gak tahu apakah langkah ini bisa disebut sebagai golput atau tidak. Namun dengan alasan yang syar’i beliau memilih untuk tidak memilih.

Coba sekarang kita tarik ke Abad Plu Manuk ini. Adakah alasan syar’i yang bisa membolehkan seseorang untuk Golput?
“Kalau miturut saya gak ada alasan syar’i yang mewajibkan saya buat nyoblos bang,” kata Kang Jupri. “Ditambah lagi calegnya rata-rata sudah kita ketahui motipnya mengapa mereka nyaleg. Genah motip blodot wal cocakrowo tho? Kalau miturut saya itu cukup bahan buat memfatwai bahwa nyoblos itu haram.”
“Lho jangan terburu napsu kang, jangan su’udzhon”, kata Bang Kamid. “Lha kalo sampeyan dan juga jutaan muslimin lainnya gak milih, lalu justru yang kepilih orang-orang yang gak punya iman, sampeyan nanggung dosanya juga lho.”
“Gak usah kawatir bang, dulu orang beriman pernah dijajah sama Pir’on, itu lho orang kapir yang juga O’on. Tapi nyatanya ketika orang berimannya sabar menjalani perintah demi perintah Allah, sang Pir’on akirnya keok juga. Yang kita perluken hanya mengikuti risalah kenabian dengan cara nurut sama syareat. Lha sampeyan sekarang kawatir diplekoto sama Pir’on modern. Harusnya kita kawatir bahwa justru kita akan dikangkangi Pir’on-Pir’on modern ini manakala kita ikut-ikutan jejak mereka.” kata kang Jupri berapi-api.
Kang Jupri nambahi, “Kita ini kan sudah punya waham, bahwa muslimin gak bisa jaya kalo gak ikut pemilu. Sudah tertanam pada diri sampeyan semua, bahwa jalan satu-satunya untuk mencapai kejayaan adalah dengan ikut pemilu, gak ada alternatip lain. The only way, the one and only. Makanya ada patwa haram golput itu. Lha buat saya, alternatip buat mencapai kejayaan umat itu banyak, bahkan pemilu bukan salah satunya.”

Bang Kamid dengan tetep kalem (Kayak Lembu) menjawab pidato kang Jupri, “Yo wis… gak usah sewot kang. Prinsipnya kita beda, gitu aja.”
Simbah hanya bisa plonga-plongo. Mau milih Kang Jupri atau Bang Kamid… atau Golput ajah??

Dikutip dari "Pitutur Mbah Dipo" di edit seperlunya.

Wednesday, March 25, 2009

Lagunya Si Doel

Enta Eih
By Nancy Ajram
Ini lagu kenangannya Si Doel saat mondok di Al Ain Hospital, dia dipasangin infus tapi beberapa kali gagal, akhirnya trauma kalau lihat dokter dan perawat dan nangis terus, anehnya dimainin apa saja nggak mau berhenti nangisnya, iseng-iseng ada koleksi lagu ini di Hp, trus ku kasih dia..ternyata..dia nggak nangis lagi...heran!?




Sahabak sahabik

Lagunya Favoritnya Fatma
Nancy Ajram




Nancy Ajram: Loun Ayounak

Lagu Favorit istriku
Nancy Ajram




Tuesday, March 24, 2009