Wednesday, March 18, 2020

Hanya karena Corona, Dilarang Sholat di Masjid, Kenapa?

Kenapa sampai ada fatwa larangan sholat di masjid?

Bismillahirahmanirrahim...

Mohon maaf karena banyak yang nanya kenapa hanya karena Coronavirus sampai ada larangan sholat jamaah dan bahkan sholat Jum'at.
Ingin menambahkan sedikit sebagai bahan pemikiran tambahan, dan kalau saudara tidak setuju ya tidak masalah.

Aturan pelarangan shalat jamaah di Masjid itu bukan hanya ada di Indonesia, tapi di negara-negara muslim lainnya termasuk Malaysia, bahkan Arab Saudi  dan negara-negara di Timur Tengah lainnya termasuk Uni Emirat Arab.

Mengapa itu diberlakukan?

Dalam kaidah fiqih yang disepakati oleh para ulama dikatakan bahwa "Menolak bahaya harus lebih diutamakan daripada mengambil manfaat". Atau kaidah "Rela mengambil resiko yang bahayanya lebih kecil demi menghindari bahaya yang lebih besar." dan beberapa kaidah ushul lainnya.

Perlu juga diketahui bahwa diantara "Maqâshid al-Syari'ah" atau tujuan syariat Islam adalah UNTUK MENJAGA JIWA. Maka Syariat Islam harus berperan menjaga jiwa manusia.

Itulah sebabnya, kalau jiwa sakit, boleh tidak berpuasa.

Kalau sakit, boleh tidak berjamaah ke masjid.

Kalau sakit kulit yang tidak bisa menyentuh air, boleh bertayammum. 

Demikian seterusnya.

Demikian pula kalau ada jiwa orang lain yang terancam, boleh kita membatalkan shalat.

Kalau Bapak sedang shalat lalu tiba2 ada orang di samping Bpk yang terancam nyawanya kalau tidak segera ditolong, maka Bapak harus membatalkan dulu shalatnya demi.menyelamatkan jiwa orang itu. 

Atau misalnya Bpk sedang shalat, tiba2 rumah Bapak terbakar, sementara anak dan istri Bapak akan ikut terbakar kalau tidak segera diselamatkan saat itu juga. Maka Bapak harus membatalkan shalatnya demi menolong anak dan istri Bapak. Mengapa? Karena menyelamatkan jiwa juga perintah Allah seperti shalat, sementara menyelamatkan jiwa tidak bisa lagi ditunda, sementara, shalat masih bisa ditunda.

Nah, sekarang mengenai virus corona. Mencegah tersebarnya virus berbahaya itu demi menyelamatkan jiwa orang banyak ialah perintah Allah juga. Dan shalat berjamaah juga perintah Allah. Mana yang harus didahulukan?

Kembali ke kaidah di atas "Menolak bahaya harus didahulukan daripada mengambil manfaat". 

Maka kita memilih yang bahayanya atau resikonya lebih sedikit. Maka untuk mencegah bahaya yang besar itu, sebaiknya shalatnya di rumah saja, mau berjamaah dengan keluarga, terserah, silakan. Asal jangan berkumpul di masjid dengan dengan banyak orang, karena itu berpotensi mengundang mudharat.  Dan inj tidak hanya berlaku bagi umat Islam tapi semua pemeluk agama.

Jadi sekali lagi, yang dilarang BUKAN SHALATNYA, tapi  BERKUMPULNYA ORANG-ORANG DI MASJID. Dengan kata lain "MENYELAMATKAN JIWA ORANG BANYAK LEBIH DIDAHULUKAN DARIPADA MENGEJAR PAHALA YANG BANYAK."

Wallahu A'la wa A'lam

🙏🙏🙏

Monday, March 16, 2020

UAE Melarang warganya Sholat di Masjid dan aktivitas Ibadah Agama lainnya selama 1 bulan.

Dubai: Sholat di masjid-masjid dan aktivitas ibadah lainnya di UEA telah ditangguhkan mulai jam 9 malam pada hari Senin 16 Maret 2020 sebagai tindakan pencegahan terhadap penyebaran coronavirus.
Keadaan Darurat Nasional Krisis dan Otoritas Manajemen Bencana dan Otoritas Umum Urusan Islam dan Awqaf untuk sementara menunda sholat di masjid-masjid dan tempat-tempat ibadah di  UEA mulai pukul 9 malam Senin selama empat minggu sebagai tindakan pencegahan di tengah wabah COVID-19 global.

Keputusan untuk menunda sholat di masjid, aktivitas ibadah di gereja dan tempat ibadah lainnya akan ditinjau kembali setelah empat minggu dari sekarang.
Keputusan tersebut merupakan bagian dari tindakan pencegahan yang dilakukan oleh UEA terhadap wabah virus corona, COVID-19, dan berdasarkan instruksi dari Kementerian Kesehatan dan Fatwa Dewan Fatwa Emirates berkoordinasi dengan otoritas local.

Pihak berwenang UEA yang peduli meminta warga, penduduk, dan pengunjung untuk mematuhi pengumuman ini, demi kemaslahatan bersama. 

Wednesday, March 11, 2020

Tanya Jawab tentang coronavirus (COVID-19)

Tanya Jawab tentang coronavirus (COVID-19) - WHO
11 Maret 2020 | Update

Apa itu coronavirus?
Coronavirus adalah keluarga besar virus yang dapat menyebabkan penyakit pada hewan atau manusia. Pada manusia, beberapa coronavirus diketahui menyebabkan infeksi pernafasan mulai dari flu biasa hingga penyakit yang lebih parah seperti Sindrom Pernafasan Timur Tengah (MERS) dan Sindrom Pernafasan Akut Parah (SARS). Virus corona yang paling baru ditemukan menyebabkan penyakit coronavirus COVID-19

Apa itu COVID-19?
COVID-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh coronavirus yang baru saja ditemukan. Virus dan penyakit baru ini tidak diketahui sebelum wabah dimulai di Wuhan, Cina, pada bulan Desember 2019.

Apa saja gejala COVID-19?
Gejala COVID-19 yang paling umum adalah demam, kelelahan, dan batuk kering. Beberapa pasien mungkin mengalami sakit dan nyeri, hidung tersumbat, pilek, sakit tenggorokan atau diare. Gejala-gejala ini biasanya ringan dan mulai secara bertahap. Beberapa orang menjadi terinfeksi tetapi tidak menunjukkan gejala apa pun dan merasa tidak enak badan. Kebanyakan orang (sekitar 80%) pulih dari penyakit tanpa perlu perawatan khusus. Sekitar 1 dari setiap 6 orang yang mendapatkan COVID-19 sakit parah dan mengalami kesulitan bernapas. Orang yang lebih tua, dan mereka yang memiliki masalah medis yang mendasarinya seperti tekanan darah tinggi, masalah jantung atau diabetes, lebih mungkin untuk mengalami gejala penyakit yang serius. Orang dengan demam, batuk dan kesulitan bernapas harus segera konsultasi dokter.

Sunday, March 8, 2020

Coronavirus: Warga UEA disuruh untuk menghindari salam pipi dan hidung, berjabat tangan, berciuman dan berpelukan


Warga UEA telah diberitahu untuk menghindari kontak langsung dengan orang lain, khususnya salam cium  pipi dan hidung, berjabat tangan, berciuman dan berpelukan untuk keselamatan mereka.
Pesan ini telah dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan dan Pencegahan untuk membantu mencegah penyebaran novel Coronavirus, Covid-19.

UAE sejauh ini melaporkan 45 kasus  positif yang terkonfirmasi dan lima pasien sudah pulih dan sembuh total. Kasus terbaru dari 15 pasien diumumkan pada hari Sabtu.
Jum'at dini hari, kementerian kesehatan memposting video di Twitter bagaimana berinteraksi sosial.

Salam pipi dan hidung sangat populer di kalangan komunitas Emirat. Saling memeluk dan berjabat tangan sebagai salam tradisional ini juga dapat menyebabkan penyebaran virus. Jika bertemu cukup saling melambai atau memberi isyarat tanpa saling bersentuhan.

Kementerian itu memposting pesan dan video lain yang menasihati orang-orang agar tidak berjabat tangan saat menyapa orang lain.
Seorang wanita yang ditampilkan dalam video ditunjukkan menyapa yang lain dengan meletakkan tangannya di atas hatinya.

Dalam video lain yang mempromosikan perilaku sehat di tempat kerja, kementerian kesehatan juga berpesan bahwa "perlu menggunakan pembersih tangan atau mencuci tangan dengan sabun dan air setelah menyentuh permukaan."
Selain menerapkan metode pemeriksaan yang ketat, UAE telah memberlakukan pembatasan perjalanan untuk melindungi warganya.

Sementara itu, beberapa negara lain juga mengeluarkan nasehat untuk jabat tangan dan banyak yang mempromosikan salam dengan cara Islam mengatakan Salam (mengangkat tangan kanan) atau cara India mengatakan Namaste (melipat kedua tangan).

Duta Besar India dan perwakilan tetap untuk PBB pada hari Sabtu membagikan sebuah tweet di mana ia mengatakan Namaste, tradisi India yang sehat mendapatkan landasan baru di PBB ketika para diplomat berusaha untuk tetap selaras dengan perkembangan zaman.