Showing posts with label Belajar Bahasa Arab. Show all posts
Showing posts with label Belajar Bahasa Arab. Show all posts

Thursday, August 10, 2017

Siapa Yang Paling Dermawan?

Siapa Yang Paling Dermawan?

Dulu pada masa awal Islam, banyak kaum muslimin suka duduk-duduk bercengkerama di sekitar ka’bah. Suatu hari duduklah 3 orang laki-laki terlihat asyik di sekitar ka’bah sedang berbincang sesuaatu hal. Ternyata mereka sedang membicarakan tentang siapa yang paling dermawan di antara orang arab pada waktu itu.
Berkata laki-laki yang pertama: ‘Yang paling dermawan diantara kita adalah Abdullah bin Ja’far’. Lelaki yang kedua berkata: ‘yang paling dermawan diantara kita adalah Arobah (Orang Tua Miskin) Al Aus’. Lelaki ketiga berkata: ‘Manusia yang paling dermawan diantara kita adalah Qais bin Saad’.
Berbeda pendapatlah ketiga orang itu. Yang pertama bilang bahwa Abdulah lah yang paling dermawan. Yang kedua berkata bahwa yang paling dermawan adalah Arobah (Orang Tua Miskin). Yang ketiga berkata bahwa yang paling dermawan adalah Qais. Terdengarlah suara keras pertengkaran mereka oleh orang-orang yang ada di sekitarnya. Setelah mengetahui duduk perkaranya, mereka berkata: ‘Jika demikian pergilah ke sahabatmu itu dan ujilah mereka kemudian kembalilah dan ceritakan kepada kami tentang apa yang mereka kerjakan sehingga kami bisa mengetahui siapa yang paling dermawan diantara mereka.

Maka pergilah lelaki pertama ke rumah Abdullah bin Ja’far. Dia mendapatinya di depan rumahnya sedang bersiap-siap untuk naik unta mau pergi ke kebunnya. Berkatalah dia ke Abdullah: ‘ Ya anak paman Rasulullah saya adalah seorang ibnu sabil, saya nggak punya keluarga dan harta. Kemudian Abdullah berkata, ambil dan naikilah onta ini. Dan ambillah apa yang ada dalam tas itu serta ambillah pedang itu. Itu pedangnya Ali bin Abi Thalib (RA). Maka kembalilah orang itu ke ka’bah maka segera orang-orang itu membuka tas dan mengecek isinya. Ternyata berisi baju-baju yang banyak dan uang sebanyak 4000 dinar serta diperlihatkannya pedangnya Ali bin Abi Thalib.

Dan pergilah lelaki kedua ke rumah Qais bin saad. Berkatalah seseorang di depan rumahnya bahwa Qais sedang tidur. Apa yang anda inginkan? Saya Ibnu sabil tak punya keluarga dan harta. Maka berkatalah orang itu padanya. Ambillah tas itu di dalamnya ada uang 700 dinar. Itu semua yang tuanku punyai. Ambil juga unta dan perlengkapannya. Kemudian berterima kasihlah lelaki itu dan pergi kembali ke ka’bah. Dan waktu Qais bangun diceritakanlah apa yang terjadi sebelumnya. Dan Qais berterima kasih dan ridha dengannya.

Maka pergilah lelaki ketiga ke rumah Arobah (orang miskin)  dan mendapatkannya ia sedang di depan rumahnya hendak pergi ke masjid. Ia mendapatinya ternyata ia seorang yang buta. Biasanya ia ditandu oleh dua orang pembantunya jika mau ke masjid. Dan berkatalah lelaki itu padanya, saya seorang ibnu sabil, saya nggak punya keluarga dan harta. Maka berkatalah Arobah , ambillah kedua orang ini karena hanya itu yang saya punyai. Kemudian ia menelusuri dan berpegangan ke dinding untuk solat ke masjid. Kembalilah lelaki itu ke ka’bah dengan membawa dua pembantu arobah.
Berkumpullah orang-orang di sekitar ka’bah itu mendekat dan mendengar kisahnya dari ketiga orang itu. Lelaki pertama menceritakan kisahnya dan begitu pula yang kedua dan  lelaki yang ke tiga. Berkatalah orang-orang di situ sepakat bahwa ketiga orang sahabatmu itu semua mulia. Dan yang paling dermawan adalah Arobah, karena dia memberikan semua yang dia punyai.

Tuesday, August 25, 2009

Pengertian I'rob (الإعراب)

Pengertian I'rob (الإعراب)I'rob adalah perubahan akhir kata karena perbedaan 'amil yang masuk pada kata tersebut, baik secara lafadz (jelas) atau muqoddaroh (tersembunyi). (Sumber: matan Al Ajrumiyyah)
perubahan Maksudnya adalah perubahan dari dhommah ke fathah, dari fathah ke kasroh, dari dhommah ke sukun, dst.
akhir kata I'rob hanya membahas akhir kata saja, tidak di depan dan tidak di tengah kata.
karena perbedaan 'amil yang masuk ke dalam kalimat. Perbedaan 'amil akan mengakibatkan perbedaan kedudukan suatu kata di dalam kalimat. Jadi perubahan akhir kata disebabkan oleh kedudukannya (sebagai subjek, objek, dst) yang berbeda-beda di dalam kalimat.

secara lafadz Tanda akhir katanya jelas, terlihat, dan terbaca, seperti dhommah, fathah, kasroh atau muqoddaroh. Tanda akhir katanya tidak terlihat dan tidak terbaca, dan ini dialami oleh kata-kata yang berakhiran huruf 'illah (huruf berpenyakit). Huruf-huruf 'illah ada 3 : alif (ى / ا), ya (ي), dan wawu (و).
Contoh I'rob
Kalimat جَـاءَ زيَـْدٌ (jaa-a Zaidun) = Zaid telah datang.
Kata زيَـْدٌ (Zaidun) berakhiran dhommah. Kenapa dhommah? Karena 'amil dari kalimat ini (yaitu جَـاءَ = telah datang) menyebabkan kedudukan Zaid menjadi subjek (yang datang adalah si Zaid). Secara kaidah (yang nanti akan lebih dijelaskan lagi), bahwa subjek ber-i'rob rofa', dan tanda rofa' adalah dhommah.
Kalimat رَأيْتُ زَيْداً (ro-aitu Zaidan) = Saya melihat Zaid.
Kata زَيْداً (Zaidan) berakhiran fathah. Kenapa fathah? Karena 'amil dari kalimat ini (yaitu رَأيْتُ = saya melihat) menyebabkan kedudukan Zaid menjadi objek (yang dilihat adalah si Zaid). Secara kaidah (yang nanti akan lebih dijelaskan lagi), bahwa objek ber-i'rob nashob, dan tanda nashob adalah fathah.
Kalimat مَرَرْتُ بِزَيْدٍ (marortu bi Zaidin) = Saya berpapasan dengan Zaid.
Kata زَيْدٍ (Zaidin) berakhiran kasroh. Kenapa kasroh? Karena 'amil dari kalimat ini adalah huruf jarr (yaitu : بِ (bi) = dengan), dan setiap kata benda yang didahului oleh huruf jarr, maka i'robnya adalah jarr (khofadh), dan tandanya adalah dengan kasroh.
Kata "Zaid" (زيَـْد) pada ketiga kalimat di atas mengalami perubahan di akhir katanya secara lafadz (jelas terlihat dhommah, fathah, dan kasrohnya). Jika kata "Zaid" (زيَـْد) diganti dengan "Musa" (مُوْسَى), maka perubahannya tidak secara lafadz, tetapi secara muqoddaroh, karena kata مُوْسَى mengandung huruf 'illah di akhirnya , yaitu alif (ى). Maka kalimatnya akan menjadi:
جَـاءَ مُوْسَى (jaa-a Muusaa) = Musa telah datang.
رَأيْتُ مُوْسَى (ro-aitu Muusaa) = Saya melihat Musa.
مَرَرْتُ بِمُوْسَى (marortu bi Muusa) = Saya berpapasan dengan Musa.
Perhatikan, kata (مُوْسَى) tidak terlihat mengalami perubahan, namun sebenarnya kata "Musa" (مُوْسَى) pada ketiga kalimat di atas mengalami perubahan (dhommah, fathah, dan kasroh) seperti yang dialami oleh kata "Zaid" زيَـْد, akan tetapi perubahannya secara muqoddaroh (tersembunyi).
Macam-macam I'rob
Tadi sudah sekilas disinggung tentang macam-macam i'rob. I'rob terdiri dari 4 macam:
Rofa' (رَفْعٌ)
Tanda aslinya adalah dhommah
Nashob (نَصْبٌ)
Tanda aslinya adalah fathah
Jarr (جَرٌّ) atau Khofad (خَفْضٌ), untuk selanjutnya kita gunakan "jarr".
Tanda aslinya adalah kasroh
Jazm (جَزْمٌ)
Tanda aslinya adalah sukun
Catatan
Catatan pertama:
isim (kata benda) hanya memiliki 3 jenis i'rob, yaitu rofa', nashob, dan jarr.
fi'il mudhori' (kata kerja masa sekarang/akan datang), i'robnya juga 3, yaitu rofa', nashob, dan jazm.
fi'il madhi (kata kerja masa lampau), i'robnya tidak ada, karena fi'il madhi tidak bisa mengalami perubahan pada akhir katanya.
huruf, i'robnya juga tidak ada, huruf dihukumi mabni seperti fi'il madhi, yaitu tidak bisa mengalami perubahan pada akhir katanya.
Catatan kedua:
Tidak semua isim memiliki i'rob.
Ada beberapa isim yang tidak bisa mengalami perubahan di akhir katanya, seperti هذا (hadza) = ini, الذي (alladzi) = yang, مَتَى (mataa) = kapan, dll. Isim-isim ini dinamakan isim mabni, sementara isim-isim yang dapat mengalami perubahan di akhir katanya (yang memiliki i'rob) dinamakan isim mu'rob.
Catatan ketiga:
Tidak semua tanda rofa' itu dhommah, tanda nashob itu fathah, tanda jarr itu kasroh, tanda jazm itu sukun.
Tanda-tanda tersebut hanya berlaku untuk isim mufrod (seperti "Zaid" dan "Musa" pada contoh di atas) dan jama' taksir (yang bukan ghoiru munshorif).
Adapun isim-isim lainnya, seperti isim mutsanna, isim jama' muannats salim, isim jama' mudzakkar salim, isim asmaa-ul khomsah, isim ghoiri munshorif, isim maqshur, dan isim manqush memiliki tanda-tanda rofa', nashob, dan jarr yang agak berbeda. InsyaAllah akan dibahas pada Pelajaran Nahwu 4 (tanda-tanda i'rob untuk semua isim tersebut).
Catatan keempat:
Tidak semua yang rofa' itu subjek, Tidak semua yang nashob itu objek, dan Tidak semua yang jarr itu yang diawali oleh huruf jarr.
Nanti akan dibahas pada pelajaran berikutnya, kedudukan-kedudukan apa saja yang menyebabkan isim (kata benda) ber-i'rob rofa', nashob, dan jarr. Dan apa saja yang menyebabkan fi'il mudhori' (kata kerja sekarang/masa depan) ber-i'rob rofa', nashob, dan jazm. Sebagai bayangan,
isim yang ber-i'rob rofa', selain fa'il (subjek), juga naibul fa'il, mubtada', khobar, isim kaana, dan khobar inna..
isim yang ber-i'rob nashob, selain maf'ulun bihi (objek), juga khobar kaana, isim inna, maf'ul muthlaq, istitsna, haal, tamyiz, dll
isim yang ber-i'rob jarr, selain majrur (yang didahului oleh huruf jarr), juga mudhof ilaihi.
fi'il (mudhori') yang ber-i'rob nashob adalah yang didahului oleh alat-alat penashob, seperti أَنْ (an), حتى (hatta), dll.
fi'il yang ber-i'rob jazm adalah yang didahului oleh alat-alat penjazm, seperti لَـمْ (lam), dll.
fi'il yang ber-i'rof rofa' adalah yang tidak didahului oleh alat penashob ataupun alat penjazm.

Wednesday, April 29, 2009

Basic Arabic Conjugation

 
Belajar Bahasa Arab

Belajar bahasa arab bagi seorang muslim adalah merupakan suatu kewajiban, kita dituntut untuk memahami minimal Alquran yang kita baca sehari-hari dalam sholat, sehingga sholat kita bisa lebih bermakna, lebih khusu'.
Bahasa Arab adalah bahasa Agama Islam dan bahasa Al-Qur’an, seseorang tidak akan dapat memahami kitab dan sunnah dengan pemahaman yang benar dan selamat (dari penyelewengan) kecuali dengan bahasa Arab. Menyepelekan dan menggampangkan Bahasa Arab akan mengakibatkan lemah dalam memahami agama serta jahil (bodoh) terhadap permasalahan agama.


Tidak perlu diragukan lagi, memang sepantasnya seorang muslim mencintai bahasa Arab dan berusaha menguasainya. Allah telah menjadikan bahasa Arab sebagai bahasa Al-Qur’an karena bahasa Arab adalah bahasa yang terbaik yang pernah ada sebagaimana firman Allah:

إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ قُرْآنًا عَرَبِيًّا لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ

“Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al Quran dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya.”

Posted by Picasa