Wednesday, July 29, 2009

Mengajari Anak Dua Bahasa

Mengajari Anak Dua Bahasa
(Sebuah Pengalaman)
Suatu hari saya sedang mencukur kumis di depan cermin, kata Ahmad, "Bapak mau pura-pura muda ya"? (Dia ingin mengungkapkan bahwa dengan potong kumis bapak akan kelihatan lebih muda).
Kemampuan berbahasa yang baik sangat penting bagi anak. Hal itu juga seringkali mendasari orangtua agar sang buah hati menguasai dua bahasa atau bilingual, bahkan sejak usia dini. Tidak salah memang, karena dengan menguasai dua bahasa seorang anak akan mendapatkan banyak manfaat dan tentunya kebanggaan tersendiri bagi orang tua.



Dengan kecerdasan berbahasa, anak dapat mengembangkan kecerdasan lainnya. Kecerdasan berbahasa dapat membantu anak memahami informasi atau instruksi yang disampaikan. Ini memudahkan anak mengembangkan kecerdasannya.
Kecerdasan berbahasa maksudnya adalah kecerdasan yang menekankan pada kemampuan menggunakan kata-kata dan bahasa dalam kegiatan berbicara termasuk membaca dan menulis.

Kemampuan berbahasa, selain dapat membantu anak lebih memahami informasi tentunya juga dapat membantu anak berkomunikasi dengan lingkungan secara lisan maupun tulisan.

Apalagi, jika seorang anak terlahir dari orang tua yang berbeda bangsa. Saya punya teman perempuan Indonesia suaminya orang India, anaknya sebaya dengan anak saya, tapi kalau dilihat dari kemampuannya berbahasa anak saya lebih baik dan lebih banyak kosa kata yang dikuasai. Kenapa? Dalam kesehariannya ketika anak bermain dengan bapaknya maka bapaknya mengajari bahasa India, ketika dengan ibunya si anak akan mendengarkan ibunya ngomong bahasa Indonesia atau jawa, ketika bapak dan ibunya ngobrol mereka memakai bahasa inggris, siapa yang nggak bingung? Orang dewasa pun akan bingung juga.
Dalam hal ini penguasaan bahasa kedua orang tua tentunya diperlukan karena kemungkinan untuk tinggal di negara lain dengan bahasa yang berbeda lebih besar dibanding anak dari orang tua yang berasal dari negara yang sama.
Suatu hari bapak saya bertanya tentang cucu-cucunya apakah mereka sudah pintar ngomong? Sudah bisa ngomong apa? Bahasa Jawa, Indonesia, Arab atau Inggris? Nasehatnya: "Diajarin bahasa inggris dan bahasa arab sejak kecil ya"! Biar keren katanya. Kemudian saya jawab: "memang Mbah tahu kalau cucu-cucunya ngomong pakai bahasa arab atau inggris? ntar malah bingung? Ya kan?.
Mungkin ini pertanyaan yang penting, bahasa apakah yang pertama-tama kita harus ajarkan kepada anak kita? Sudah tentu bahasa ibu, bahasa asli kita, bahasa dari mana kita berasal. Pengalaman saya, Fatma anak saya sudah dapat menguasai bahasa Indonesia70% pada umur 4 tahun, dia sudah bisa mengekspresikan keinginannya dengan bahasa Indonesia yang sederhana dan dia sudah mengerti dan sangat komunikatif dalam bahasa Indonesia. Selang berjalannya waktu semakin hari semakin sempurna dan kosa katanya pun terus bertambah.
Setelah umur 4 tahun kami memulai mengajarkan bahasa Inggris dan sedikit bahasa Arab, tapi dia lebih bakat dalam bahasa Inggris, maka saya lebih banyak mengajarkan bahasa Inggris.
Usia Terbaik
Perkembangan otak anak sesuai dengan pola tertentu. Untuk usia tiga sampai enam tahun otak yang berfungsi lebih baik adalah bagian depan. Pada usia ini, meski anak belum lancar berkomunikasi secara lisan namun anak mulai belajar menggabungkan beberapa kata menjadi kalimat sederhana.

Untuk memulai mengajarkan anak belajar bahasa, terutama untuk bahasa kedua, masa yang paling efektif adalah usia 6-13 tahun. Karena pada masa ini otak bagian belakang yang berkaitan dengan perkembangan bahasa sedang berkembang dengan baik. Dan kami mengajarkannya sedikit lebih awal, mungkin itu sebabnya sehingga hasilnya kurang optimal.
Faktor lingkungan sangat menentukan perkembangan kemampuan berbahasa anak terutama di sekolah, walaupun agak kerepotan dimasa awalnya tapi akhirnya anak saya bisa beradaptasi dan berkomunikasi dengan bahasa arab dengan temannya karena terpaksa (di kelasnya berjumlah 20 anak, semuanya anak-anak arab kecuali 1 anak saya orang Indonesia: bagi dia ini adalah lingkungan yang sangat ekstrim (kurang baik) karena memaksa dia untuk terpaksa beradaptasi). Setiap kita harus memahami kemampuan anak sesuai dengan usianya. Selain itu anak akan lebih mudah menggunakan dua bahasa apabila anak telah menguasai bahasa ibu.

Kita sebagai orang tua harus menguasai bahasa kedua yang akan digunakan, sehingga bisa membantu melancarkan perkembangan bahasa anak. Kita juga harus memberi perhatian pada lingkungan, jangan sampai terdapat beberapa bahasa yang berbeda karena dapat membuat anak mengalami gagap bahasa atau kebingungan berbahasa, anak-anak kami tidak bisa berbahasa jawa, kalau kami ngomong jawa mereka bilang bahwa kami ngomong ngawur, tetangga depan rumah orang Mesir ngomong arab, sebelahnya orang India ngomong bahasa Urdu, ada juga Somalia dan Philipina semuanya ngomong dengan bahasa mereka sendiri. Parah kan?
Contoh: suatu hari Fatma dan Ahmad main sepeda, kemudian dia memanggil adiknya, "ta'al Ahmad, hurry lah !! maksudnya adalah Ahmad kemari..cepetan donk !! trus Ahmad menjawab: "wait, the wheel is gembos (tunggu.., ban sepedanya gembos).
Hari yang lain, Ahmad rebutan sepeda dengan Abdullah (adiknya), dia sambil marah-marah melapor pada saya, "He always win alone" (maksudnya: dia selalu ingin menang sendiri)..lucu ya…
Suatu hari Ahmad bertanya ketika mau beli bensin, "Babe..bahasa inggrisnya beli bensin itu " full special ya"?....lucu ya? Sungguh-sungguh terjadi.

Bilingual atau menguasai dua bahasa memang diperlukan. Apalagi tuntutan globalisasi yang memungkinkan anak berinteraksi dengan dunia yang lebih luas. Ukurlah kebutuhan dan kemampuan anak agar hasilnya dapat maksimal. Jangan lupa juga, kita sebagai orang tua pun harus siap untuk belajar dan mengembangkan kemampuan bahasa, karena tidak cukup jika hanya mengandalkan sekolah atau tempat kursus saja.
Dedicated to Orang Tua yang peduli anak.

Monday, July 20, 2009

Si Doel Bermain

Anak Sehat, Si Doel Bermain-main

Lagu kesukaan Abdullah.



Mengajarkan Keseimbangan pada Anak

Mengajarkan Keseimbangan pada Anak
Kemajuan teknologi seringkali membawa pengaruh pada kehidupan sosial manusia di seluruh dunia, tak terkecuali anak-anak. Kini tak jarang, tampak anak-anak yang hanya asyik menonton televisi, main komputer atau bermain video games seharian didalam rumah. Anak saya termasuk dalam kategori ini, lebih banyak main computer dan nonton televise di rumah, tapi bukan tanpa alasan mengapa selalu demikian, saat musim panas yang panasnya mencapai 48 derajat celcius tidak memungkinkan anak untuk main di luar rumah, sebagai gambaran saja, jika anda membuka pintu saat jam menunjukan pukul Sembilan pagi, suhu di luar sudah mencapai diatas 40 derajat, so..siapa yang betah / tahan di luar?


Dan saya menyadari bahwa kegiatan yang tidak bervariasi semacam itu bisa memicu ketidakseimbangan hubungan sosial anak dengan lingkungan sekitarnya, bahkan bisa memicu kelebihan berat badan akibat kurangnya aktivitas fisik.
Keseimbangan merupakan hal penting yang harus diajarkan pada anak-anak semenjak dini. Kita sebagai orangtua perlu menggunakan beragam kombinasi dari larangan dan aturan terutama hal yang berkaitan dengan hal-hal seperti televisi dan komputer. (atau orang tuanya juga asyik main Facebook sendiri???!!).

Hal itu perlu dilakukan mengingat, perlunya menyediakan anak-anak sarana agar mereka memperoleh ide, motivasi dan contoh bagaimana melakukan aktivitas yang lebih sehat. Anak-anak akan belajar dari contoh dan jika mereka tertarik, bukan tak mungkim mereka juga akan melakukan hal yang sama. Terutama jika orangtua mendukung mereka untuk melakukannya, dengan menemani dan membimbingnya. Biasanya kita sudah puas dan merasa santai jika anak-anak kita tidak menangis, baru kalau ada yang menangis kita segera memberikan perhatiannya. (kasihan dech anak kita)

Pada saat anak sudah tertarik terhadap hal-hal tertentu atau berada dalam pola tertentu memang sulit untuk diubah. Biasanya yang terjadi pada orangtua yang tidak pernah menerapkan aturan dan batas yaitu ketika anak-anak sudah merasa nyaman dengan kegiatan seperti menonton televisi atau main video games sesukanya. Saat itu lah orangtua biasanya baru tersadar, anaknya memiliki masalah.

Pada tingkat itu, memang agak sulit mengatasinya karena anak-anak sudah memiliki pola yang dilakukannya setiap hari. Saya sering bertengkar dengan anak saat mencoba memisahkan anak saya dari kegiatan tersebut.
Hal pertama yang perlu dilakukan orangtua dalam kondisi tersebut yaitu membuat anak tertarik dengan kegiatan diluar ruangan. Yakinkan kegiatan itu bisa sama menyenangkan dengan kegiatan yang biasa dilakukannya. Anak-anak usia tujuh tahun ke atas membutuhkan disiplin untuk hal-hal semacam itu.

Saya percaya sangat penting untuk menetapkan batasan pada anak dan berpegang pada batasan itu. Contohnya, kita bisa memberi batas dua jam per hari pada anak untuk bermain video game. Jangan pernah memberi kelonggaran jika anak tidak disiplin, dikhawatirkan dapat menimbulkan perilaku yang tidak lagi dapat diperbaiki nantinya.
Disiplin Diri
Saat ini trend yang terjadi adalah orangtua terlalu memanjakan anak dengan menyediakan hiburan virtual tanpa disiplin. Banyak orangtua yang tidak menyadari, hal itu dapat memicu permasalahan serius, termasuk saya menyediakan anak saya 3 komputer lengkap dengan sambungan internetnya.

Tanpa prilaku disiplin maka akan sulit bagi anak untuk belajar mengenai disiplin diri nantinya. Padahal cara hidup yang diajarkan islam adalah menerapkan disipin diri.

Bagaimana kita bisa mengharapkan anak-anak untuk mengatur diri dan perilaku mereka jika kita tidak mengajarkan batasan sejak dini? Anak-anak perlu mempelajari batasan yang pantas dan mengapa hal itu sangat penting bagi mereka. Kita juga perlu mengajarkan, keseimbangan merupakan hal penting dalam kehidupan.
Kita sebagai orangtua jangan sampai menganggap remeh kemampuan anak untuk memahami permasalahan semacam itu. Anak-anak bisa mengerti cukup baik ketika kita menjelaskan hal itu sesuai dengan usianya.

Tantangan bagi kita adalah berusaha mengajarkan anak-anak mengenai apa yang mereka bisa atau tidak bisa lakukan dengan batasan-batasannya. Misalnya, sedikit bermain video games dan lebih banyak bermain di luar ruangan.

Jika kita menghormati anak-anak sebagai manusia seutuhnya dan bertanggungjawab untuk mengajarkan disiplin pada mereka sewajarnya dan mendidik mereka dalam proses tersebut, Insya Allah mereka akan tumbuh sebagai individu yang berperilaku baik dan seimbang dalam hidup.

Bagi kita yang ingin mengarahkan anak-anaknya terhadap aktivitas tertentu yang menarik, maka sisihkan waktu dengan seluruh anggota keluarga untuk melakukannya. Memberikan contoh yang baik merupakan bagian paling efektif dari mendidik.
Wassalam
Dipersembahkan tuk Orang Tua yang sayang Anak.

Sunday, July 19, 2009

Kepada Mr. Presiden dan Anggota DPR

Kepada Mr. Presiden dan Anggota DPR

Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden telah berlalu..
Ada yang senang dan ada yang kecewa...
Memang itulah hidup...
Semuanya adalah COBAAN...

Buat Anggota Dewan terpilih dan Presiden terpilih,
Terpilihnya Anda bukanlah suatu kemuliaan...
Ini adalah babak baru UJIAN buat Anda...
Apakah Anda akan memanfaatkan MOMENTUM ini untuk BERIBADAH,
Atau sekedar mendapatkan kenikmatan DUNIAWI saja.

Buat Caleg dan Capres yang tidak terpilih,
Ini adalah kasih sayang Allah untuk melepas BEBAN yang BERAT dari pundak Anda...

Jika Anda berpikir dan berbuat untuk Rakyat karena Allah,
Maka akan menjadi Ibadah...
Bahkan mempunyai pahala yang berlipat-lipat besarnya,
Karena kebaikan Anda akan dirasakan manfaatnya oleh ratusan juta orang.
Tapi sebaliknya jika Anda berpikir dan berbuat untuk kenikmatan dunia,
Maka Anda sudah tertipu kenikmatan dunia.
Itu semua akan dimintai pertanggungjawabannya di akhirat nanti.

Contohlah Rasulullah Muhammad SAW dan Khulafaurrasyidin.
Karena mereka pemimpin,
Mereka mendahulukan rakyatnya....
Mereka akan merasakan apa yang dirasakan oleh rakyatnya
Kalau rakyatnya kelaparan, merekapun kelaparan,
Kalau rakyatnya mengganjal sebuah batu di perutnya, mereka mengganjal dua buah batu di perutnya .
Kalau rakyatnya ada yang tidur di atas tikar, merekapaun tidur di atas tikar dari pelepah kurma.
Kalau rakyatnya terluka dalam peperangan, merekapun terluka.
Dan...kalau rakyatnya bahagia, merekapun bahaggia.
Dan tiada kebahagian, kecuali semua rakyatnya merasakan keadilan dan kesejahteraan.

Sungguh celaka....
Bila Anda duduk di Kursi Dewan dan Kursi Presiden,
Hidup anda serba kecukupan, bahkan serba kemewahan,
Tetapi ada jutaan rakyat yang kelaparan....
Ada jutaan rakyat yang kesusahan....

Seandainya Allah menjadikan saya jadi pemimpin di negeri ini,
Mungkin saya TIDAK AKAN BISA MAKAN ENAK dan TIDUR NYENYAK...
Karena kenyataan masyarakat kita masih banyak yang kelaparan dan untuk tidurpun susah....
Kita bukan menjadi pemimpinpun, seandainya kita makan kenyang,
Tetapi ada tetangga kita yang kelaparan...sungguh celakanya kita...
Apalagi jadi wakil dan jadi pemimpin ratusan juta orang???


KULLUKUM RO'IN WA KULLUKUM MAS'UULUN 'AN RO'IYATIHI
"Tiap-tiap kalian adalah PEMIMPIN, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawabannya." (Hadits)

Katakanlah: "Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu." (QS 3:26)

Tapi semua kebaikan di tangan Allah, semoga Allah SWT selalu memberikan petunjuk dan kekuatan untuk kita semua....Amin.

Wallahu a'lam bishowab.
Wassalamu'alaikum

Saturday, July 4, 2009

MASTER PLANN FOR 2000 – 2001

MASTER PLANN FOR 2000 – 2001
January 16, 2000 (From My Diary)

May – June 2000

a. Marketing Survey Tahap I
b. Business Trend 2001
c. Buy land and Housing
d. Business Channel

March 2001
Ziarah Haji ke Mekah Almukaromah
April, May and June 2001
a. Married preparation
b. Finishing Housing Program
c. Business Follow Up
d. Back to PNS

July 2001
a. Implementation of all planning
b. S1 UGM PSIK Fak. Kedokteran

August 2001
a. Resignation
b. GOODBYE ..UNITED ARAB EMIRATES.

KENYATAANNYA...
Eh… sekarang masih di sini..ha ha ha..rencana itu di tulis 9 tahun silam
Yah itulah rencana manusia..dan Alloh telah mengaturnya
Alhamdulillah ..dengan segala nikmatNya.

1. Punya wartel selama 2 tahun kemudian dijual lagi sahamnya.
2. Cuma beli tanah dan belum punya rumah.
3. Pergi haji sesuai rencana tahun 2001
4. Nggak jadi resign
5. Nikah April 2003
6. Nggak jadi kuliah di PSIK UGM

HIDUPKU DARI ASRAMA KE ASRAMA

January 10, 2000 (Sebuah Kenangan)
Mungkin sudah jadi garis perjalanan hidupku, hidup dari asrama ke asrama, kadang aku bosan, kadang aku senang dan kadang 'tak terdefinisikan', "yah…itulah hidup..kadang begini dan kadang begitu", seloroh temanku.
Mungkin juga rumahku termasuk kategori asrama sebab di rumahku banyak juga anak kost yang sekolah di SMP dan SMA deket rumahku, jadi sejak kecil aku kayak tinggal di asrama.

Kemudian lulus SMA dan kuliah di AKPER harus tinggal di asrama juga, enak sekali..makan..tidur..diskusi..makan lagi diskusi lagi, makan dan tidur trus presentasi. Kuliah di AKPER tidak perlu belajar yang serius, modalnya hanya pinter ngomong, pinter diskusi..perasaan sudah cukup, selebihnya hanya senang yang ada karena semuanya gratis, makan gratis, rekreasi ke RS dan panti-panti social gratis, KKN gratis..alhamdulillah. Masa itu aku rasa adalah hidup yang paling menyenangkan.
Kemudian,..lulus AKPER langsung kerja dan mengontrak rumah berlima (yah… kaya asrama lagi). Satu tahun kemudian jadi PNS di RSUP Dr. Sardjito eh..tinggal di asrama pegawai lagi. Nah di sini lebih enak lagi..ada gadis berkerudung tiap pagi dan sore kirim makanan..gratis lagi.. (terima kasih..semoga Alloh membalas kebaikannya).
Terus,.. mau keluar negeri, harus tinggal di ASRAMA HAJI Pondok Gede, nah inilah  yang paling mahal..15 hari harus bayar 2 juta rupiah, kegiatannya hanya makan, tidur dan main pokker saja..eh tapi ada telepon gratis..tis.. (ini rahasia), dan inilah tinggal di asrama yang kurang mengenakkan.
Sekarang..di luar negeri (Emirat Arab) ..ternyata tinggal di asrama juga…wah…wah..tapi di sini lebih  heboh..full AC, full music dll semuanya lengkap. Di sini aku sedang belajar merasakan: kayaknya enak…kayaknya membosankan…kayaknya…tak terdefinisikan…. Yah…itulah hidup kata temanku begitu selalu via telpon.
Kucoba tulis kembali..hari-hari yang telah lalu.