Friday, March 6, 2009

Allah Melihat, Malaikat mencatat

Hai Kawan, Jujurlah
Jakarta. "Allah Melihat, malaikat mencatat." Tulisan dalam spanduk ini mencolok di sebuah kantin di SMPN 80, Jakarta Timur. Inilah SMP pertama yang digarap Kejaksaan untuk proyek kantin kejujuran.

Sebelumnya kantin kejujuran baru menyentuh siswa SMA. Sejak diluncurkan Oktober 2008, sudah 8.000 kantin kejujuran tersebar di seluruh Indonesia. Semua tentu masih untuk tingkat SMA.

"Ini dalam rangka menyiapkan anak-anak kita sejak dini untuk berlaku jujur sehingga diharapkan pada saatnya nanti kalau mereka menjadi pemimpin telah tertanam watak jujur sehingga bangsa ini bebas dari korupsi,"

Katanya di Jakarta ada 36 kantin yang akan diresmikan. Untuk tingkat SMP baru pertama kalinya, nantinya akan di kembangkan di seluruh wilayah Jakarta katanya.

Kalau tidak jujur bagaimana? Seorang guru menunjuk ke spanduk di kantin itu. Tulisan spanduk berbunyi "Allah Melihat, malaikat mencatat."

Kantin kejujuran menjual aneka makanan dan minuman ringan. Selain itu, dijual sarapan seperti nasi goreng, burger yang masing-masing diberi harga. Pembeli mengambil sendiri barang yang diinginkan, mencatat barang yang dibeli pada buku pembelian, meletakan uang pembayaran di kotak uang, dan mengambil sendiri uang kembalian jika ada.

Langkah yang cukup kreatif, ide yang bagus juga, semoga generasi muda yang akan datang bisa menjadi generasi yang jujur sehingga terbentuklah bangsa yang jujur pula, maka rakyat negeri ini jadi makmur karena Indonesia menjadi negeri yang barokah.

Sementara sambil menunggu generasi baru yang jujur, kita sebagai generasi yang sudah terlanjur menjadi setengah tua..juga harus mulai dengan bersikap jujur di lingkungan kerja, mulailah dari diri kita sendiri kita sehingga budaya korupsi atau budaya tidak jujur ini akan sedikit demi sedikit terkikis habis.

Saya yakin dari sekian banyaknya kantin yang ada di sekolah-sekolah tidak semuanya akan berhasil tapi setidaknya untuk orang yang terbiasa tidak jujur seharusnya akan berpikir dua kali tuk berbuat tidak jujur. Dari beberapa pengalaman rekan-rekan di Yogyakarta yang mencoba membuka warung / kantin kejujuran banyak yang mengeluh tiap hari jumlah uang yang masuk lebih sering kurangnya dan sangat jarang lebihnya dan cukup lega jika pas hitungannya..karena berarti tidak harus nombok.
Dari proses pendidikan akhlak, ini adalah suatu latihan yang baik bagi anak didik (pelajar, mahasiswa) untuk berlatih jujur dengan sebenarnya karena praktek biasanya lebih sulit daripada teori

No comments: