Thursday, January 3, 2019

Kabar Gembira, UAE Butuh 60 Perawat Indonesia.

Kabar Gembira, UAE butuh 60 Perawat Indonesia.
Kemarin malam tepatnya tanggal 19 Desember 2018 kami pengurus DPLN PPNI UAE bertemu dengan jajaran CEO National Ambulance UAE dan team Kemenkes RI atas undangan KJRI Dubai Bapak Ridwan Hassan.
Pertemuan malam itu menghasilkan kesepakatan kerja sama National Ambulance UAE untuk merekrut perawat ambulan dari Indonesia sebanyak 60 orang. Mereka menginginkan program G to G antara pemerintah RI dan UAE.
Menurut saya ini adalah kesempatan emas bagi Perawat Indonesia yang punya latar belakang pengalaman di kegawatan daruratan medic untuk berkarir sebagai perawat ambulan di UAE. Gaji yang ditawarkan juga cukup menggiurkan dengan gaji dasar sebesar 7500 AED ditambah beberapa tunjangan dan tiket pp setiap tahun. Kira-kira total gaji sekitar 10500 AED dengan pengalaman kerja minimal 2 tahun.

Saya mewakili DPLN PPNI UAE sangat senang tapi juga khawatir dengan tawaran kerja sama ini, sebab pengalaman beberapa bulan yang lalu rekan kami di Qatar dapat jatah quota 100 perawat Indonesia tapi hanya terpenuhi 17 orang saja. Saya khawatir peluang kerja di National Ambulance melayang begitu saja karena ribetnya birokrasi di Indonesia. Hadir dalam acara itu Kepala Biro Kerjasama Luar Negeri Kemenkes RI bapak Acep Samantri semoga beliau bisa menjembatani keseluruhan proses perekrutan perawat ambulan ini ke Uni Emirat Arab.
Dari persetujuan awal program perekrutan ini gratis. Bagi perawat yang terseleksi tahap awal akan dilatih oleh team trainer khusus dari Monash University selama 3 bulan di Jakarta. Peserta akan dilatih BLS, ACLS, PHTLS, ACTLS dan semua yang berhubungan dengan perawatan gawat darurat.
Idealnya mereka meminta lulusan S1 dengan pengalaman kerja 2 tahun, tapi tidak menuntut kemungkinan lulusan D3 plus 2 tahun pengalaman kerja pun bisa ikut program ini .
Rencana tahap awal kami akan bekerja sama dengan konjen RI Dubai untuk mendapatkan surat resmi permintaan tenaga perawat dari National Ambulance UAE, sehingga bisa diteruskan ke Depkes RI atau instansi yang terkait untuk ditindaklajuti.
Prof. Muhammad Arsyad Subu yang hadir juga dalam pertemuan itu merasa pesimis akan keberhasilan program ini karena beberapa pengalaman ditahun-tahun sebelumnya. Alasan yang paling kuat adalah masalah kemampuan bahasa inggris dan rendahnya motivasi perawat untuk kerja di luar negeri, Kebanyakan perawat di Indonesia hanya menginginkan jadi PNS saja, PNS harga mati. Demikian pendapat beliau setelah keluar dari pertemuan.
Saya pribadi harus merasa optimis dan berpikiran positif, semoga 60 perawat baru akan datang ke UAE tahun depan. Jika program ini berhasil maka tahun berikutnya akan mengambil 100 perawat lagi. Dan jika mereka puas maka tahu ke-3 akan mengambil 200 perawat seluruhnya dari Indonesia.
Semoga pendapat pak Imam benar dan pendapat saya salah kali ini, begitu kata pak prof. Arsyad sebelum kami berpisah.

No comments: