Siapa Yang Paling Dermawan?
Dulu pada masa awal Islam, banyak kaum muslimin suka
duduk-duduk bercengkerama di sekitar ka’bah. Suatu hari duduklah 3 orang
laki-laki terlihat asyik di sekitar ka’bah sedang berbincang sesuaatu hal.
Ternyata mereka sedang membicarakan tentang siapa yang paling dermawan di
antara orang arab pada waktu itu.
Berkata laki-laki yang pertama: ‘Yang paling dermawan
diantara kita adalah Abdullah bin Ja’far’. Lelaki yang kedua berkata: ‘yang
paling dermawan diantara kita adalah Arobah (Orang Tua Miskin) Al Aus’. Lelaki ketiga berkata:
‘Manusia yang paling dermawan diantara kita adalah Qais bin Saad’.
Berbeda pendapatlah ketiga orang itu. Yang pertama bilang
bahwa Abdulah lah yang paling dermawan. Yang kedua berkata bahwa yang paling dermawan
adalah Arobah (Orang Tua Miskin). Yang ketiga berkata bahwa yang paling dermawan adalah Qais.
Terdengarlah suara keras pertengkaran mereka oleh orang-orang yang ada di
sekitarnya. Setelah mengetahui duduk perkaranya, mereka berkata: ‘Jika demikian
pergilah ke sahabatmu itu dan ujilah mereka kemudian kembalilah dan ceritakan
kepada kami tentang apa yang mereka kerjakan sehingga kami bisa mengetahui
siapa yang paling dermawan diantara mereka.
Maka pergilah lelaki pertama ke rumah Abdullah bin Ja’far.
Dia mendapatinya di depan rumahnya sedang bersiap-siap untuk naik unta mau
pergi ke kebunnya. Berkatalah dia ke Abdullah: ‘ Ya anak paman Rasulullah saya adalah
seorang ibnu sabil, saya nggak punya keluarga dan harta. Kemudian Abdullah
berkata, ambil dan naikilah onta ini. Dan ambillah apa yang ada dalam tas itu
serta ambillah pedang itu. Itu pedangnya Ali bin Abi Thalib (RA). Maka
kembalilah orang itu ke ka’bah maka segera orang-orang itu membuka tas dan
mengecek isinya. Ternyata berisi baju-baju yang banyak dan uang sebanyak 4000
dinar serta diperlihatkannya pedangnya Ali bin Abi Thalib.
Dan pergilah lelaki kedua ke rumah Qais bin saad. Berkatalah
seseorang di depan rumahnya bahwa Qais sedang tidur. Apa yang anda inginkan?
Saya Ibnu sabil tak punya keluarga dan harta. Maka berkatalah orang itu
padanya. Ambillah tas itu di dalamnya ada uang 700 dinar. Itu semua yang tuanku
punyai. Ambil juga unta dan perlengkapannya. Kemudian berterima kasihlah lelaki
itu dan pergi kembali ke ka’bah. Dan waktu Qais bangun diceritakanlah apa yang
terjadi sebelumnya. Dan Qais berterima kasih dan ridha dengannya.
Maka pergilah lelaki ketiga ke rumah Arobah (orang miskin) dan mendapatkannya ia sedang di depan
rumahnya hendak pergi ke masjid. Ia mendapatinya ternyata ia seorang yang buta.
Biasanya ia ditandu oleh dua orang pembantunya jika mau ke masjid. Dan
berkatalah lelaki itu padanya, saya seorang ibnu sabil, saya nggak punya
keluarga dan harta. Maka berkatalah Arobah , ambillah kedua orang ini karena
hanya itu yang saya punyai. Kemudian ia menelusuri dan berpegangan ke dinding
untuk solat ke masjid. Kembalilah lelaki itu ke ka’bah dengan membawa dua
pembantu arobah.
Berkumpullah orang-orang di sekitar ka’bah itu mendekat dan
mendengar kisahnya dari ketiga orang itu. Lelaki pertama menceritakan kisahnya
dan begitu pula yang kedua dan lelaki
yang ke tiga. Berkatalah orang-orang di situ sepakat bahwa ketiga orang
sahabatmu itu semua mulia. Dan yang paling dermawan adalah Arobah, karena dia
memberikan semua yang dia punyai.
No comments:
Post a Comment