Friday, February 20, 2009

Adzan Online di Abu Dhabi

Adzan Online

Teknologi canggih memang udah merambah di berbagai bidang mulai dari komunikasi, bisnis, perdagangan, sistem pendidikan dan lain-lainnya. Tidak bisa tidak dalam bidang apapun kita hidup kita harus mengikuti (memanfaatkan)teknologi informasi yang tiap hari semakin tambah canggih saja, maka barang siapa tidak menggunakannya maka siap-siap saja dicap 'ketinggalan jaman', gaptek atau ndeso banget. Apa sih adzan online??

Adzan online adalah cara mengumandankan adzan dengan memanfaatkan teknologi satelit / wireless di suatu masjid sehingga akan bisa didengar/direlay di seluruh penjuru kota dan desa yang sudah tergabung dalam sistem jaringannya. Biasanya yang adzan berada di masjid Agung kemudian masjid kecil di seluruh kota akan mengumandangkan suara adzan yang sama dengan masjid pusat, di masjid masjid kecil dipasang receiver dan disk (antena parabola digital) terus disambung ke loadspeaker di menara.


Saya nggak tahu kota mana saja di dunia yang menggunakan sistem adzan seperti ini. Katanya di Jordania juga udah diterapkan sistem aszan online seperti ini beberapa tahun yang lalu. Yang saya tahu pasti ya di Emirat Abu Dhabi, dubai dan Ajman (Negara bagian Uni Emirat Arab) di mana sekarang ini saya berada.
Di Abu Dhabi dan kota Al Ain yang mempunyai lebih 1000 masjid hanya perlu dua orang muadzin untuk mengumandangkan adzan, kalau adzan konvensional maka perlu muadzin 1000 orang yang setiap orangnya bergaji antara 1000 s/d 1200 dirham, tuh kan bisa ngirit kurang lebih 980 ribu dirham perbulannya (1 DH = Rp 3000) Kelihatannya memang efektif dan effisien, tapi ditinjau dari segi hukum sunah nabi masih cukup ramai diperdebatkan.
Di Abu Dhabi dan Dubai sekarang ini semakin dipenuhi oleh orang-orang Eropa, jumlahnya tiap hari semakin bertambah pula, mereka inilah yang komplain, katanya mereka terganggu dengan hingar bingarnya suara adzan.Saat masuk waktu sholat akan terdengar banyak suara adzan yang kata orang 'tidak enak didengar', memang sih suaranya akan bersautan ada yang bagus ada yang sumbang, ada yang kekerasan hingga bikin bayi ketakutan dan ada juga yang salah ucapan, semua itu terdengar pada saat adzan dikumandangan oleh para muadzin live dari setiap masjid. Untuk sebagian orang itu memang mengganggu pendengaran orang dan sungguh nggak enak didengar katanya, tapi saya secara pribadi lebih setuju dengan adzan live oleh perorangan,karena itu adalah salah satu bentuk syiar islam dan kayaknya memang harus begitu. Mungkin pemerintah sangat memperhatikan keluhan mereka yang merasa terganggu sehingga harus menggantinya dengan sistem adzan yang 'canggih' ini demi jaga image ke dunia karena katanya Emirat Arab ingin jadi contoh negara Islam yang toleran dan modern sehingga bisa menjadi pusat kebudayaan international penghubung dunia timur dan barat.

Di sini saya tidak akan membahas apakah itu termasuk bid'ah atau melanggar sunah karena memang bukan bisang saya, yang jelas tentunya udah dipikir dan didiskusikan oleh para ulama dan ahli agama di sini (UAE) sebelum program ini di jalankan. Sebagai info tambahan saja, di Uni Emirat Arab (UAE) setiap masjid jami' yang digunakan untuk sholat jum'at sekarang sudah dipasang jaringan intranet yang layar LCD nya dipasang di kanan kiri dinding masjid, biasanya berisi tentang waktu sholat, materi kajian alquran hadist dan info penting lainnya yang berhubungan dengan ritual ibadah islam.

Saya hanya khawatir, mungkin disuatu hari nanti iqomatnya juga di sentralisasi, sehingga setiap imam masjid tidak perlu qomat lagi, dan yang lebih parah lagi yaitu mungkin.. suatu hari nanti Imam masjid juga tak diperlukan lagi karena sholat berjamaah cukup dengan "video Conference" saja. Kiamat udah dekat??

bersambung

Thursday, February 19, 2009

Mahyuliansyah, Apa kabarmu?

 
Teman Tapi Lama

Yuliansyah, Ristiawan, Imam, Sukamto (Urut dari kanan), Foto kenangan jaman perjuangan ini kayaknya diambil di RSUD Kodya Yogyakarta tahun 1994, Tk II praktek kebidanan. Praktek kebidanan adalah yang paling menyebalkan dan sekaligus menyenangkan, gimana tidak? kita dituntut untuk bisa menolong persalinan normal minimal 3kasus.

Suatu hari saya praktek kerja malam, mulai jam 21.00, dari yang jaga sore dapat kabar gembira bahwa di kamar bersalin ada ibu muda mau melahirkan anak pertamanya, ini yang menyenangkan...kok bisa? ya.. berarti saya bisa praktek 'PD = Periksa Dalam' istilahnya touche (baca tu-se) yaitu ngobok-ngobok anunya ibu untuk mengukur pembukaan cervic berapa cm lebarnya sehingga memungkinkan kepala bayi bisa keluar ke dunia ini. Dan betapa senangnya ternyata ibu muda itu nggak keberatan kalau persalinannya di tolong oleh paramedic laki-laki, yang berarti aku bisa mempraktekan pengukuran pembukaan servik dengan bonus hangat-hangat gitu rasanya, dari pembukaan 2-6 progressnya baik, tapi kok untuk pembukaan kumplit lama sekali... aku udah mulai gelisah karena hari sudah pukul setengah 6, aku berharap bayi akan lahir jam 7 atau sebelum jam 8 pagi sebelum aku pulang. Tapi apa yang terjadi setelah semalaman nggak tidur ternyata sampai jam 8 pagipun bayi itu nggak nongol juga....eh sialan..singkat cerita temanku akhirnya yang dapat kasus itu akhirnya bayi lahir jam 10 pagi, ya nasib baik untuk kawanku.
Posted by Picasa